mengalun buyarkan nalarku,
Sekejap mimpipun berkabut,
Mengarak bintang yang hilang,.
Berkumpul jadi satu,
kini berubah jadi wajahmu,
ini hening seperti biasa,
kucoretkan kau di dinding,
berharap tiap bait kelak kau baca,.
Ada yang ku alunkan,
ada yang kulantunkan,
ada yang kugetarkan,
Namun namamu bisu,
hanya jadi puisi,
Putri ...
Bilakah tak tergugah,
Namun silamku kubingkai tanpa kuingin,
Cinta tak berkaki tapi ia berlari,
dan sanggupkah ku kejar,
Sekedar titik di rinduku yg ingin kupunguti,
Putri ...
Bilakah dalam masa sesungguhnya kita hilang,
Kau jadi embun dan kututupi kabutku,
bulanpun tak tersenyum pada kita,.
Dan dalam hening malam,
perlahan cinta tersiksa..
Tercermin di bola mata,
tak lama gerimis,
sebentar lagi deras hujan ...
~ Agung Saripudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar