Kamis, 29 Maret 2012
>> Menunggu Senyum mu 080112
Hari terus berjalan,
Kubilang pada hati silahkan kau cela,
Waktu takkan pernah mau peduli,
Sebagaimana daun jatuh,
Bunga berguguran ...
Musim yang berganti,
Mustahil airmata yang terlanjur mengalir,
Kumasukkan kembali ke kelopaknya,
dan andai bisa,
kelak akan keluar juga,
Dan jujur aku sedih,
Hati mana yang kan tega,
Melihat bunga layu,
setelah sekian lama disinari,
namun apalah aku yang tak berdaya,
hanya ter'ambing
diperangai musim pancaroba,
Kali ini terbit dalam perih,
namun ku kan sabar menunggu ada satu pagi,
dimana kuncupmu,
yang kan kembali kusinari,
Kala itu aku kan menjelma jadi Manusia,
yang meraih tangan-tangan cinta,
Mengusap mahkota yang jadi rambutmu,
kugenggam tiap daun lentik,
yang jadi jari jemarimu,
dan saat itu biar aku terbenam,
dalam pelukanmu,
dan saat ini biarkan Tuhan tutup sinar mataku dulu,
sejenak tertidur dipangkuan angin lalu,
menunggu senyum seorang ibu,
yang kan kembali melahirkanku,
diary Udin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sakit Hati
Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...
-
Poek euma,. Asa jauh panineungan, tulungan abi, neda pangampura, nyungkeun hapunteun, dina sasar sadidinteun, Meureun sasab sikap nu ...
-
Pagi ... sampaikan pada Matahari, aku tak akan pernah melarikan diri lagi, biar kuberdiri dalam penatnya,. Takkan kumenutup hari, Apala...
-
Pa, Bu, aku ingin menangis Kini aku tengah terdampar di alam pilihanku Yang rupanya menyiksa perasaan Dulu dulu aku pikir aku besar Dul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar