Yang dingin penuh kabut,.
Kadang iriku menghasut,
di gemerlapnya dunia,
namun kenyataan perih tak sekedar aku baca,.
Tapi sungguh aku rasa,
Lalu ... Cukup aku diam,.
Pagi penuh cinta,.
Rumah penuh perhatian,
detik penuh kesibukan,
tapi sisi hitamku menamparku,.
Dan munafik bila ku bilang langit biru,
padahal rinai gerimis,
tiada yang mengajakku berteduh,
hanya cibiran bagiku jiwa yang gagal,
kemanusiaan kukubur jauh-jauh,
peduli amat dibilang jahat,
Sementara aku sedang perih,
lalu ... Aku juga diam,.
Menelan mimpi,.
Berjalan tertatih sendiri,.
Tak seperti sedang kaya,.
Semua ramai mendekatiku,
sementara saat aku tak berdaya,.
Semua sibuk mencari alasan,.
Untuk Meninggalkanku,.
Lalu ... aku masih diam,.
Dan marah masih lebih baik,
dari pada putus asa,.
Maka ... Aku takkan diam
~ diary Udin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar