Jujur ingin kusingkap nasib,
dari benang pelik yg disebut politik,
yang kotor berlumpur,
nodai putihku,
Sekalian saja kumasuki,
hingga merangkak dalam hitamku,
daripada warna yang munafik
aku bicara,. Dari cinta hingga ada,
terlalu lama kepedihan bersugesti,
dipropaganda dunia maya dan cerita,
yang membuat lemah mata jelata,
hingga hanya menangis,.
Hanya mencibir,. Tapi tiada berusaha,
Aku bicara,. Dari cinta, kadang tanpa tema,
dalam Republik intrik,
kualiri saja hariku yang pelik,
Namun bukankah kekasihku ada di hutan sama,
yang sama dikait aturan rimba,
dan biar kutenang nafkahi cinta,
maka coba ku uraikan,
mati berlari memburu mimpi,
dari pada bertahan,.
Busuk dalam khayalan,.
Bukankah aku,.
Pemburu yg juga diburu,
maka kuikuti saja permainan,
Aku bicara,. Dari cinta hingga hitamnya kepedihan,
di dunia yang penuh dusta,
maka sekalian saja kumasuki,
dan bila ku tak berani naik gundukan,
maka selamanya,.
Hidup dalam kubangan,.
Hanya bercermin,.
Meratap dalam comberan,
~ diary Udin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar