Sabtu, 31 Maret 2012

>> Kelak mati 300312


Wahai penyair yg berduka,
suaramu diam,
tapi kuyakin hatimu tak tahan bicara,
mengapa celaan mesti melukaimu,
makan saja semua pahitnya,
ludahkan lagi ...
Biar bumi tahu kau marah ...

Wahai aku yg merasa terhina,.
apa bangganya.,.
Diseret jadi keset
Telunjuk Raja-raja sial,
andai mati pun setidaknya bawa kehormatan,
selama sama manusia,.
Yang berhak untuk sebuah penghargaan,..
walau kita cuma serdadu,.
Suruh maju ya maju ...
Suruh mundur ...
Ogah ahh ..
Pokonya terus maju
bunuh panglimanya,
bila memang tak berguna

wahai aku,.
hidup serba tak bisa,
lebih sakit dari Dipenjara,.
Maka habiskan dulu hari demi ilmu,
usah peduli maki, cerca, apa itu ... Mulut takkan membunuhmu
terus berbuatlah sebaik yang kubisa,

Tentang cinta urusan tiap dada,.
Tentang ilmu urusan tiap kepala,
tentang iman urusan pribadi dengan Tuhan ...
tentang bahagia urusan tiap jiwa..
Tak perlu dibandingkan..
Seperti aku yg asal bicara ...
Lumayanlah dari pada menggerutu disini,
lama-lama miring senyum sendiri ...
Jalan-jalanpun tak nikmat lagi,.
Mending Kembali bermimpi ...
Besok berlari pasti,.
Digurui lagi hari-hari ...
Kelak mati ...
Tak ada mimpi lagi,.
Maka sebisanya dinikmati

~ diary Udin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sakit Hati

Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...