makin tampak cela dalam hati,
tunjuk saja aku hitam,.
Raungan hari takkan kudengar lg,.
Biar dengan pejam aku berlari,
takkan kusapa segala warna,
dan aku tetaplah aku ...
Yang kan bunuh, segala tabir adil dihariku ...
Biarpun sendiri,.
Gagu .. Bisu ... Dungu ...
Raga yatim .. hati piatu
Terlalu tebal dinding perih,
bukan karena cinta,.
Tapi karena aku percaya bumi,
yg mestinya kuinjaki,.
Sedari dulu ... Sedari dulu ...
Dunia mengkorek aib hariku,
tapi adakah yg membantu,
hanya pada tangan Tuhan kusandarkan ...
Sebab tak pasti segala suka duka,.
Namun tutup segala umur,.
Mustahil kan diundur
Dan aku tak ingin malu,
bertemu Tuhanku ...
Maka biar kutepati segala janji,
Dengan pejam aku kan berlari,.
Andai seluruh dunia benar,.
Biar aku satu yg salah ...
Yang dihukum ...
Karena ingin bahagia...
Yang disiksa...
Karena ingin wujudkan mimpi-mimpi,.
Tuhan ...
Engkau tengah melihatku,
peluklah nelangsa hati,
biar dianggap hitam aku berdoa ...
Diadili manusia karena harapkan asa,.
namun aku,..
Biar selalu didekat Mu ...
Tuhan aku percaya,.
aku tak pernah sendiri,.
Kau selalu ada ,..
mendengarku menangis dan meminta,.
Iya Tuhan ...
Sungguh terasa,.
Kau usap rambutku,.
Hingga tenang ku sapa segala salahku ...
Iya ya Rabbi ...
aku mengerti,.
Kau sayang padaku..
Maka maafkanlah,
segala airmata ...
Iya Ya Rahman ...
aku percaya,.
Ku serahkan pada Mu,
segala cinta, harta, dan ilmu,
dan sesungguhnya aku tak tahu ...
Engkaulah yg Maha Tahu
Tuhan usap aku lagi,
jangan tinggalkan aku sendiri
~ Agung Saripudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar