Detik itu keterlaluan,
yang lewati segala batas niscaya,
atau sekadar saksi ada jawab harapan,
namun nyata detik itu aku,
detik itu degup jantungku,
detik itu umurku,
detik itu beku, bisu, diam, biru
detik itu pendusta,
lama menua kau hitung dengan jari.
Namun seperti aku hidup baru sehari,
terlahir pagi tadi,
dan kini tiba2 sudah tua,
senja kutatapi
mentari hampir mati
detik itu penipu,
seperti lama dia kisahkan kedepan,,
namun tiba2 hari esok,
berganti jadi kemarin,
berleha sia,
tertawa hidup masih lama,
kuncup serasa abadi akan muda,
tak terasa renta,
dan hari kemarin ,,,
aku lupa,,.
Sia sia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar