Kamis, 27 April 2017

Perjalanan 181211

inilah perjalanku ...
kala merajuk ditepi rindu yg kian berat,
Berteman badan dan hati yg kini sendiri,.
Kutatapi jalan dari jeda kereta,
Lewatkan separuh kenangan,
Dalam detik-detik yg perlahan kututupi ...

Perjalananku sesaat lagi kan landas ...
Detik kian berat, mata yg menatap kan menjauh,
Menjadi bayang-bayang,
Segera bertepi hingga jadi mimpi kembali,
Menjelang harap baru kini datang,
Namun tetap dirimu yg ingin kucari lagi,.

Aku yg tengah terpaku disela gelisah,
Namun sungguh rasanya benci mengiba pada pagi ...
Dipersunting sunyi ...
Berkawan hanya dengan rasa khayalan ...
Harap yang tertidur ...
Hingga diujung detik ...
Kembali dalam rasa yg menyiksa

Merasakan Rimba Tuhan dalam hatiku,
kini hanya berisi auman para singa,
dan yang kerdil bersembunyi,
Hilang dalam zaman..
ditelan masa, terbunuh sepi ...
Di mutilasi mimpi-mimpi..

Terletak ditengahnya istana kecilku,
Singgasana pembaringan yg didalamnya ada duniaku,
dimana aku berlayar tanpa pagar, tanpa batasan Samudra,.
kadang aku berkebun dengan mimpi yg kutanami,
Namun kadang Pula perang Sengit ada disini ...
Sesekali tersenyum kecil kala tersadar,
dari balik perìh yg mengintip disela antrian kenangan,
Rupanya apa yg dulu pernah kutanyakan,
kini masih juga kutanyakan,.
Apa karena aku tak belajar ?

Aku yang hampir tiba,
disebuah senja pencarian cita-cita
harap yg dulu pernah ada kini tertidur,
di Gubuk bilik yg suram,
Senja sore kemarin penuh umpatan,
kini memaki pagi yang diseret.
Bintang yg jatuh semalam rupanya tak mendengarkan ku,
Sebuah doa tentang cinta,
Masih mengait dilangit-langit,
sekedar hinggap di jendela

Ada nama-nama terkumpul,
Seperti embun yg dipanaskan mentari,.
Menguap diawan, berarak jadi hujan,.
Kini mengguyur lamunanku,.
Hingga akhirnya aku tenggelam,.
Dalam kerinduanku sendiri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sakit Hati

Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...