ratap bayangku sendiri,
yang terlukis dalam dinding,
yang tutupi segala diam,
yang tutupi segala basa,
ingin bicara tiada telinga yg mendengar,
ingin marah, tiada mata yg mesti kutatapi ...
Ingin berpuisi kutahu cinta telah bosan,
hanya bisu dalam dada..
Tiap keping keinginan ...
Wahai hari-hari ...
Sinis kerling,. Tatap aku hingga kau juling,.
Aku takkan bersedih,.
Pekatmu hitam biar kuwarnai pink ...
Hahaiii ... Jadi lucu ,
dalam ketak warasanku ..
Aku tak perduli ...
Dengar malam jahanam ...
Sindir saja aku yang sendiri,.
Enak saja tiap perih mesti kutangisi,.
Kutak ingin setan bersorak kegirangan,.
Tak cukup dengan jenuh aku dikalahkan ...
Dengar hening biadab ...
Kuteriak ... Hingga sangka aku liar ...
takkan kupercaya segala warna di dunia,.
Bahkan mulutku sendiri,
masih bisa menipu aku ...
Dan aku,. Hanya percaya pada Tuhanku ...
Dia ada ...
Tengah menatapku ...
Sekejap kumalu,.
Sekejap aku takut,
Dan tiba kumenangis ....
Dalam hitamku ...
Sungguh menyiksa,.
aku ingin diampuni ...
Malam ... Maaf kan aku,.
Sedari tadi kau kucaci,.
Bila tiada kau,. Maka tiada indah pagi,.
Tadi aku tuli ...
Tadi aku gelap hati,
hingga tak kudengar sapa indahmu,.
kusadari hanya senyap hening...
Yang kan jinakkan mata dan hatiku ...
Malam ,
mungkin kau diciptakan Tuhan,.
Agar aku bisa beristirahat..
Kututupi,
segala janji dengan hari-hari ...
Sedari tadi ... sedari tadi ...
~ diary Udin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar