dikepala, yg mulai risih tuk berpikir,
rindu yg merindui kerinduannya,.
Lalu cinta,. Bagaimana rasanya,.
Pastilah tercibir orang yg selalu katakan cinta,.
Bukan elak dari nyata,.
Bukan tak cari lirik materi,
namun dunia taukah besar kehausan tiap hati tentang cinta ?
Lalu mengapa mencibir, bila tak tau berapa dalamnya,
Adakah baik,. Orang gagah, pura2 timpang didepan si pincang,
terus berkata,. " biar kita sepertinya sama "
adakah baik si tua cela si muda, sedang si tua telah berhasil lalui segala warna,.
Lalu mencap mata si muda semua buta..
Sedang ia tak mengerti,
Lalu siapa yg mesti dihakimi,.
Sedang yg didepan alpa mengajari,
Tiadalah indah mutiara mahal bagi hati yg congkak,
seperti liur yg pahit,.
Padahal mengulum gula2,
hanya saja mengunyah dalam gerutu..
Dan begitu juga dengan duniaku,
terkutat dalam hitamnya lenteraku,
dan bila tentang Cinta ...
seperti kisah yg Menyulam warna-warna,.
Hingga bisa dikibarkan berdiri,
Sebesar apa layarnya nanti,
Biar melaju biar kunikmati,.
Hingga labuh didermaga,
saat senja hari-hari,
Takkan ku ukur indahnya,
namun kutanya bisakah aku mengindahkannya,
takkan kutanya kau dimana,.
Tapi kubilang aku yg disini kan mencari,.
Takkan kutanya kau kenapa,
tapi kutanya kenapa dengan aku bila begini,.
Dan kuucap ditiap salahmu,
kau tak pernah salah,
dan akulah yg gagal menjagamu,
dan aku,
Hanyalah sebongkah nyawa kupu-kupu,
yang tak lama datang,
dan tak lama kan berlalu ...
~ Agung Saripudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar