Sabtu, 28 April 2012

Takkan Pergi Lagi


Malam belum juga larut
Namun rindu telah datang
Sebuah bayang terhinggap
Disisi gelap dan terang dua kota

Berharap bisa bicara di udara
Bisikkan ditelinga,
Merasuk dalam ruang kalbu
Dan sungguh Putri,
Aku rindu …

Ingin segera kusauh lelahmu,
Hingga kau,
Dalam dekap hangatku kembali
Dan aku, takkan pernah pergi lagi

Indah bulan, kini buat aku sedih,
Sebab mataku bisa melihat indahnya
Tapi tak bisa melihatmu
Kekasihku

~ Agung Saripudin

Karena Aku Tak Tahu


Kudengar ada yang berkata;
“ kalian enak, aku tak punya Ibu lagi “
Lalu kubias dalam masa
Kulihat Ibuku tampak lelah disini
Rasanya perih tak bisa membahagiakannya
Dan tak tampak, ia tersenyum pada hatiku

Bahasamu sadarkan perasan
Maka maafkanlah, adanya kami melukai
Namun bila kau buka mata hatimu
Mungkin Tuhan lebih menyayangimu
Ah, sudahlah
Mungkin aku tak sanggup bila sepertimu
Kau hebat, dibesarkan bumi
Dunia yang mungkin tak kami megerti

Kudengar ada yang berkata;
“ tapi hatimu banyak bicara, tentang suramnya hati, tentang hitamnya jiwa “

Iya memang,
Maka maafkanlah, tiap kesuraman perasaan
Mungkin karena itu aku tersiksa resah
Mungkin karena itu aku dihakimi gelisah
Maka izinkanlah kubenahi,
Rumah hati ini
Yang kadang sulit juga kumasuki
Namun percayakah,
Aku juga manusia,
Apa yang kurasa, maka pasti engkau rasa
Bila kita sama manusia

Aku dengar hatiku bicara
Kuatkah kau seperi itu
Sisi hitam putih yang kau panaskan dalam kuali
Perlahan mulai tumpah,
Maka kosongkanlah pikiranmu dulu

Kudengar ada yang bicara
Diamlah sejenak, jangan kau dengar lagi
Bila hanya kau cari arti kehidupan,
Maka kau akan kehabisan hari-hari
Lalu kapan aku hidup,
Kujawab;
Aku tak tahu

~ Agung Saripudin

Aku Banyak Bicara


Detik ini aku resah
Entah yang keberapa kali, dan semuanya tentangmu
Kubagikan langkah namun tak juga habis detik tak tenang
Ku uraikan menit-menit, namun gundahku kian meradang

Aku yang rindu,
Aku yang mestinya datang
Membuaimu dalam dada yang memang milikmu
Sandarkanmu dibahuku, yang memang kepunyaanmu
Seperti juga hati ini

Dimana suaramu kekasihku,
Sungguh itu lebih dari segalanya
Mungkin aku terlalu banyak bicara
Namun bila kau tanya isi hatiku
Tak pernah ada bibir
Yang kan sanggup mengucapkannya
Dan semuanya tentangmu

~ Agung Saripudin

Jumat, 27 April 2012

Manusia 101211


Sekali lagi, aku digelisahkan mimpi-mimpi
Rasanya sulit dalam dilema
Namun aku tahu hidupku akan lebih sulit lagi
Bila aku tak memilih

Biarlah aku hidup dalam remang malam
Biarlah semua anggap aku tak wajar
Aku takkan perduli,
Ini kehidupanku, hanya sekali, harus kunikmati

Tuhan …
Maafkan aku sedang jahat lagi
Sebab aku iri pada dunia
Yang merayu aku dengan manisnya
Tapi tak bisa kujilati
Tenggelamkan aku dalam kubangan dengki
Aku manusia, entah mungkin belum jadi manusia,
Itupun kata manusia kalau aku belum jadi manusia
Lalu aku apa,
Monyet …

Tuhan , maafkan aku
Dan mungkin benar,
Kalau ingin tidur nyenyak harus jadi orang baik
Tuhan,maafkan aku, maafkan hatiku
Bila aku selalu saja jahat,
Tapi aku selalu ingin jadi orang baik

Wahai musuhku, wahai pengumpatku
Lihat aku tengah tersiksa
Dan kau pasti bahagia, tapi tak apa
Takkan pernah meluap air dilautan
Hanya karena lemparan kerikil anak kecil

Dan bila ada yang memusuhiku lagi,
Sungguh aku tak suka berkelahi
Aku berjanji akan memaafkannya
Membawanya ke tempat yang tenang,
Kemudian kuhabisi dia disana

Wahai malam, maklumi aku
Bicara tak sadar, hampir ngawur
Aku hanyalah seorang laki-laki
Yang  juga butuh beristirahat

Cermin Kamarku


Sesaat kuhembuskan nafasku
Dalam rasa perihnya jiwa
Saat batin ini terasa sepi lagi
Dan mulai bosan tuk hidup
Seakan hanya sendiri saja

Kuhanya pandangi dinding kamar yang membisu
Dihiasi cermin yang berdebu,
Sejenak aku bercermin,
Dan kulihat,
Itu aku …

Namun bayangku pun segera sirna
Yang kutatap hanya bayang imajiku
Seakan kutembus lorong waktu
Dan kulihat,
Itu aku,berdua denganmu

Sesaat kusimpulkan senyum
Nikmati senyum wajah kekasihku
Namun perlahan semuanya sirna
Dan nyatanya kulihat, itu aku,
Sendiri, dengan wajah sepi
Itu aku, sendiri,
Semuram hari-hari

~ Agung Saripudin

Untuk Guruku


Pa, Bu, aku ingin menangis
Kini aku tengah terdampar di alam pilihanku
Yang rupanya menyiksa perasaan
Dulu dulu aku pikir aku besar
Dulu kupikir bisa gampang kucaci hari-hari
Seperti ikan sombong yang merasa besar di muara
Namun sungguh kecil,kala aku terdampar di samudra

Pa, Bu, telah gagal ku ukir senyum di bibirmu
Bahkan membeli senyum untuk diriku sendiri aku tak bisa
Dosa malasku kubayar saat ini,
Perihnya hari-hari, sakitnya detik untukku
Karena tak bisa kurangkai ilmu mu
Tuk jinakkan liar hari-hari

Pa, Bu, andai aku bisa, aku ingin belajar lagi
Marahi aku Pa, cubit aku Bu,
Tampar aku … tampar malasku dulu,
Tampar bodohku dulu, agar aku tak begini

Pa, Bu, ada sedikit sisa ilmu darimu
Tiada guna menyesal, sebab kalian pasti sakit
Bila melihat kini kumenangis
Biar yang sedikit ini kujadikan pijakkan
Agar sedikit saja aku berguna

Semoga sedikit bisa kujual ilmu darimu
Agar bisa kujinakkan hari-hari
Dan tak sia aku berdiri

Pa, Bu, aku rindu jadi muridmu lagi
Ini bahasamu Pa;
“ hidup harus kerja keras, jangan hidup kalau cuma jadi pemalas “
Rupanya bapak benar

Pa, Bu, aku rindu jadi muridmu

~ Agung Saripudin

Tentang Aku


Andai bisa kukisahkan ceritaku
Galaunya hati, kala aku tengah bernyanyi
Untuk dunia kusenandungkan lagu-lagu
Namun adakah yang tahu perasaanku
Gibasan resah, luka dan tersiksa

Seandainya bisa aku hanya ingin biasa
Aku jalani hari tak perlu kukiaskan kebesaran
Rincik batin tersiksa ribuan tanya hati
Ingin kujawab, tapi dunia tak pernah mau mengerti

Pena-penaku menari indahkan luka dan cinta
Untuk apa ini … bila tak terjawab duka kekasihku
Dan aku hanya bisa bernyanyi kisahkan tentangnya
Ingin aku berdiri, sekedar suapkan pinta dan cintanya
Namun aku, masih saja jadi aku

~ Agung Saripudin

Hujan


Wahai hujan,
Sembunyikanlah airmataku
Biar terlihat kuat kuberlari,
Perih hati jangan sampai dia tahu
sebab aku lebih takut jika tak berbuat apa-apa
Dan tak ada yang lebih menyakitkan,
Selain melihat wajah-wajah kecewa
Dari tiap tatap mata

Wahai hujan,
Sembunyikanlah airmataku
Basahi pipiku dengan rintikmu
Jangan sampai tampak padanya
Aku begitu lelah terluka

~ Agung Saripudin

Doa Sebelum Senja


Hampir senja,
Kisah mentari yang tak lama lagi habis
Begitu juga terang yang tak lama lagi sirna
Berkumpul dilorong detik
Lalu masuk dalam gelap, disudut sunyi

Tak kupungkiri aku sedih
Selintas duka yang mengalir
Diantara senyuman yang masih saja hampa
Hari belum gelap namun dada telah sesak
Biarlah, semoga saja lelah
Dan malam nanti aku kan tertidur

Disini mimpiku ada dan kupercaya
Satu-satunya mutiara yang kupunya
Takkan terurai sepi,
Takan terusik sunyi,
Dan bukankah keajaiban pasti kan ada
Hanya untuk yang berdoa dan percaya

Dan kuberdoa kelak ada senja bersamamu
Dan kupercaya kelak ada senja bersamamu

~ Agung Saripudin

Aku Matahari


Kau bertanya “ jika aku jadi bunga kau jadi apa? ”
Kujawab “ jadi matahari  ”

Kau bertanya “ jika aku jadi bulan yang tak bisa bersatu denganmu? ”
Kujawab “ aku masih matahari “

Kau bertanya “ bila aku jadi malam yang tak mungkin di isi matahari, apa kau masih matahari? “
Kujawab “ aku tetap matahari “

Kau bertanya lagi “ bila aku jadi bintang yang menggantikan cahayamu, masihkah kau jadi matahari?“
Kujawab “ aku tetap matahari “

Lalu kau bersedih dan bertanya lagi,
“ aku akan jadi burung api Phoenik, berasal darimu dan aku akan terbang meninggalkanmu ”
Kujawab “ selamanya aku matahari “

Jangan bersedih kekasihku,
Sebab matahari adalah hikayat cinta

Bila kau bunga tengah berbahagia dengan kumbang,
Aku tak cemburu, sebab aku mataharimu
Memberimu cahaya tanpa pamrih,
Tanpa kau pinta
Agar kau tumbuh indah dan tak layu,
Matahari tanda kebijakan

Bila kau jadi bulan dan aku matahari
Sadarilah kekasihku,
Tanpaku kau takkan bercahaya
Walau demimu, rela kuberikan cahayaku
Agar kau megah dalam gelap
Cinta matahari, tanda pengorbanan

Bila kau malam aku matahari
Sadarkah kau bila malam kerap menunggu aku,
Sebab malam lelah dalam sunyi
Menanti kebesaran sinar mentari saat pagi
Matahari, tanda kebesaran

Bila kau bintang aku matahari
Bahagialah kau berkelipan bersama ribuan bintang lainnya,
Berpestalah dalam keindahan cahayamu
Namun saat kudatang,
Bintang terterang pun malu, tak berani bersinar lagi
Matahari tanda kemuliaan

Bila kau burung api Phoenik yang meninggalkanku,Aku tetap mataharimu,
Menunggumu dengan setia
Dan takkan ada yang mendekati
Karena terlalu panas lidah apiku
Dan hanya kaulah takdirku, yang bisa mendekatiku
Karena kau bagian dari aku
Matahari tanda kesetiaan

Kekasihku …
Matahari takkan pernah ingkar janji
Selalu terbit pada waktunya

Kekasihku …
Aku mataharimu

~ Agung Saripudin

Kamis, 26 April 2012

Surat Balasan


Kekasihku …
Bukanlah kebijaksanaan
Bila bibir terlalu kaku tuk tersenyum
Bukan pula dewasa dalam kemapanan
Bila hati diselimuti kemarahan
Dan hari hanya untuk materi
Dan salahmu sebagai seorang wanita
Adalah gagalku sebagai seorang laki-laki

Kekasihku …
Kau pernah bertanya takut akan marahku
Sebab kau tak pernah melihatnya
Maka kujawab;
Marahku telah habis untuk diriku sendiri
Yang tak bisa menjagamu

Kekasihku …
Aku sama sepertimu;
Bisa marah, bisa sedih, bisa benci,
Bisa pula jahat,
Maka aku persempit duniaku
Biarlah kesedihan mengalir lewat syairku
Dan dengarlah nyanyian duka, lewat lagu nyanyianku
Kugambarkan kemarahan dalam lukisanku dalam dinding

Dan untukmu …
Aku akan selalu tersenyum
Dan bercanda,
Agar kaupun puas tertawa

Kekasihku, aku mencintaimu
Mustahil cinta melukai
Sebab cinta adalah kejujuran perasaan
Yang selalu sabar dan ikhlas
Walau tanpa dipaksakan

Kekasihku, kau hebat
Maka sudah seharusnya aku lebih hebat lagi
Karena aku laki-laki,
Aku tak mau jadi penyair
Sebab betapapun hebatnya mengindahkan duka dalam kata,
Namun jiwa penyair
Selalu tenggelam dalam airmata

Sudah siang kekasihku,
Izinkan aku mencari sedikit nasi
Dan semoga kau banyakan
Dengan keikhlasan kau menerimanya

Dan tersenyumlah,
Biar aku tenang

~ Agung Saripudin

Pagi Yang Hilang


Semalam masih bermimpi,
Bayang rindu yang lepas entah kemana
Yang mesti disadarkan panas mentari
Mengikatku dalam benang pekatnya hari
Hingga cinta belum sempat aku kejar

Bayang  tentang mu masih sempat aku lihat
Di ujung pelangi, seusai hujan malam tadi
Jujur tanpamu pagiku hilang
Namun semoga dibatas senja,
Padamu aku kan pulang

~ Agung Saripudin

Lentera Merah


Dipikirku lembah maksiat
Kadang aku jijik, dengan bayang yang aku hasratkan
Aku telah lelah, telah letih ku amini dosa-dosa
Wajahku redup tanpa cahaya
Tersesat dipekat merah tanpa lentera

Kujalani timpangnya hari
Bergumul dalam lumpur iri dengki
Hingga hati menghitam dikuliti keinginan
Begitu dalam tersesat, aku ingin bertaubat

Tenggelam dipalung gelisah
Resah hati disini tiada bermusim
Tersiksa cemeti hawa nafsu
Yang seharusnya jadi budakku, namun aku menghambanya

Lentera merah,
Kapan terpadamkan
Kirim penyulut sumbunya Tuhan,
Agar aku tak tersesat lagi

~ Agung Saripudin

Dalam Laci 081211


Dalam canda dan senyumku
Sesungguhnya aku sedih
Hari-hari meminta yang tak kumau
Bahkan dalam tidur,
Terpejam dengan airmata

Aku takut bila mati
Namun bila terbayang esok hari
Aku lebih takut hidup daripada mati
Terasa akalku pendek
Dan bila pikir kupanjangkan
Baiknya leher kupotong,
Biar aku tidak gila

Tak kubilang bumi tak adil
Tak kukastakan Matahari menggantungku
Tak kubicara Bulan biadab memenjaraku
Tapi ini salahku sendiri

Sebab akan bermimpi maka mimpikanlah yang indah
Sebab akan berpikir maka pikirkanlah yang besar
Sebab akan bekerja maka kerjakanlah yang hebat
Namun percuma bagiku, yang hidup dalam laci

Dan adakah yang salahkan keadaan
Air beracunpun puas kunikmati
Saking aku kehausan
Tak perduli mati

Tuhan, ampuni aku
Hati ini sedang iri, hati ini sedang dengki
Hati ini sedang jahat

Tuhan, usap aku lagi
Agar hati ini damai
Sebab aku selalu percaya
Engkau selalu memaafkanku

~ diary Udin

Rabu, 25 April 2012

Dan Itu tentangmu


Ada wajah di dinding hati
Malam ini meraba penantian
Hingga esok belajar lagi jatuh cinta
Untuk sebuah nama,yang masih saja sama

Kucatat detiknya satu-satu
Hingga menari kepuncak
Tak terasa mentari kian dekat
Dititipkannya hangat pada pagi

Ada wajah didinding hati
Membuat aku renyah tapaki malam
Setengah tidur hati meraba
Sekali lagi bermimpi
Dalam senyum kias cinta dan cerita
Dan itu tentangmu

~ Agung Saripudin

Dengan Air Mata


Bila ini mimpi,
Setidaknya aku pernah memimpikanmu
Rupanya hariku tiada lama
Tak terasa aku tiba disini
Dilembah keputus asa’an
Sisa lamunanku, hanyut dalam hujan

Mungkin aku lemah
Mungkin juga aku lelah
Di persinggahan aku berkaca
Hingga di ujung ku kembali
Mengapa dengan airmata
Aku mesti mengerti

Kini menata syair lagi
Hiaskan puisi tentangmu
Luruhkan rinduku, yang perlahan terlupa
Meski aku tak biasa
Setidaknya biar ia berbekas
Dalam tiap luka dan cerita
Tapi jangan sampai terbuka,
Jangan ada sakit lagi

~ Agung Saripudin

Lamunan Siangku


Rupanya belum pula habis
Bayang tentangmu, diujung kubermimpi
Telah menyapa sebelum kumasuki
Ada dirimu di sudut pintu
Menyapaku dengan cinta
Yang kusadari bukan nyata,
Lamunan siangku …

Nafasmu kurindu,
Sadarkah kau, ingin kukecup bibir itu
Tapi aku tak berani
Sebab aku tengah tersiksa kenyataan
Di tatap matamu, tiada beri aku harapan

Kau kisah yang tak kupinta
Namun tak kupungkiri
Di catatan hati, ada lembaran tentangmu
Rasa yang bahkan tak bisa kupinta dalam doa
Karena aku tak berani
Padamu jatuh cinta dan terluka
Di waktu yang persis sama

Lamunan siangku
Kala ku jengah

~ Agung Saripudin

Dan Itu


Saat ini hadir lagi, bayangmu melintas
Saat aku hampir saja lelap
Mengikatku ke langit-langit
Memecah hati dalam sudut dinding

Kupejam masih saja ada
Gadis cantik kidung jingga
Siang tadi dicegat cinta
Kini kuterjaga dan tak percaya

Membuatku resah,
Membujukku gelisah
Mimpi di balik pintu
Berharap diketuk
Dan itu olehmu

Tapi hanya lamunanku
Di puisi tidurku

~ Agung Saripudin

Pesakitan 061211


Ingin kukisahkan tentang dunia
Namun sungguh, aku tak mengerti
Yang selalu kudalami dalam hitamnya
Mungkin kubicara dari kelamnya jiwa

Hari-hariku dalam kubangan
Dimana siang pun gelap disini
Bergulung dengan nafsu, tiada cinta
Apalagi keyakinan
Yang kulihat yang kupercaya
Yang kurasa, itu yang kupinta

Saat lapar kutampik iman
Saat kehausan, aku bunuh keyakinan
Hingga kenyang pun ku tersiksa
Oleh cemeti keangkuhan

Ampun Tuhan…
Sisi gelap nafsu begitu membelenggu
Hingga hari dicuri si tampan yang bernama kebebasan
Kini neraka kudapati,
Dalam tiap gelisah yang kau beri

Ampun Tuhan, doaku orang pesakitan
Selalu dibodohi si cantik yang bernama kebosanan
Hingga jurang resah Mu,
Jadi muara labuhan hatiku

Ampun Tuhan, doaku orang pesakitan
Izinkan airmata ini untukmu
Jangan lenakan aku, dalam tangisan tuk dunia
Sebab setingi-tinggi disini di hormati
Tetap saja dunia, dibawah dampal mata kaki

Tuhan, bila aku sakit
Bila aku sepi, bila aku sendiri
Mengertikanlah aku, bila ini tanda sayangmu
Agar aku tahu artinya sehat,
Artinya cinta, dan indahnya bersama
Dan ampuni setitik hati di dada ini
Yang masih saja sombong
Akan ilmu dan hari-hari

~ diary Udin

Tak Berdosa


Kutanyakan pada hatiku mengapa kau bersedih
Sementara biarkan semua cinta mengabaikanmu
Namun bahagialah, sebab kau tak mengabaikannya
Dan kau tak berdosa

Kutanyakan pada mata mengapa kau menangis
Sementara semua hati tak menangisimu
Dan tak perduli kau ada atau tak ada
Namun bahagialah, sebab kau masih berhati dan perduli
Dan kau tak berdosa

Bukankah dulu saat kelahiran
Semua tersenyum dan kau sendiri yang menangis
Namun jadikan saaat kematian dimana semua kan menangis,
Dan kau sendiri yang tersenyum

~ Agung Saripudin

Kita Itu Cinta


Hidup kita terlalu singkat
Bila mesti kutanyakan
Apa yang tengah kau rasakan
Yang kuingin hanya bersamamu
Bercumbu ditepian mimpi
Dalam nyata tak bercinta
Namun percayalah,
Aku selalu mencintaimu

Lentera hasrat kupadamkan
Sebab darimu, kusadari putihnya cinta
Kukubur nafsu kala bersamamu
Bukannya aku tak mau
Namun aku terlalu takut
Bila inginku melukaimu

Sesungguhnya lama ingin kugenggam jemarimu
Sesungguhnya ingin kuhirup nafasmu
Dekat dibibirku
Sesungguhnya ingin kutegaskan kelelakianku dalam cinta
Namun dalam masa ku tak bisa

Namun bila kau percaya,
Apapun adanya kau dan aku
Selamanya, Kita itu “cinta”

~ Agung Saripudin

Boneka


Rupanya perasaanku masih saja boneka
Pengisi kejenuhan hati-hati yang sepi
Dicari saat bosan,
Dicari saat ingin didengarkan
Dan aku akan berarti
Saat ada yang merasa tak berarti

Karena perasaanku maka aku berharap
Semoga ada cinta yang jadikan aku manusia
Kerinduan murni yang  jadikan aku hidup
Kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan apapun

Sebab cinta itu jujurnya perasaan
Mustahil orang yang mencintaiku melukaiku
Mustahil orang yang mernyayangiku
Menenggelamkan aku dalam kejamnya sendiri
Dan bila itu terjadi,
Kupastikan itu bukan cinta
Sebab cinta menemani hingga mati
Mengiringi hingga menua

Cinta itu doa-doa indah
Bukan bersama dalam sumpah serapah

~ Agung Saripudin

Bermimpi Tentangmu


Biarkan aku bermimpi tentangmu
Sebab rindu itu akan ada
Terbayang wajah,
Terlintas senyum yang tersimpul
Kadang kuakui aku takut
Dihakimi detik, terbuai angan
Hingga bangun kuterlupa

Biarkan aku bermimpi tentangmu
Disana tak henti kecupmu kan kucuri
Pelukan dalam angan,
Hingga jemarimu erat kugenggam

Biarkan aku bermimpi tentangmu
Berkali hingga ini nyata
Aku pria biasa yang mencintai
Tak terbayang cinta itu indah
Yang kutahu, indah itu dirimu

Biarkan aku bermimpi tentangmu
Hingga pagi tiba
Lelahkan mataku dengan bayang senyum mu
Terpanjatkan dalam doa sebelum kuterpejam
Dalam kantuk ku

~ Agung Saripudin

Tak lucu bagiku


Dibagian mana disudut langit
Ingin kutanyakan tentang kisah cintaku
Yang berduka dalam tarian hujan
Sementara derasnya , mengguyur lamunanku

Aku yang berharap meretas cinta
Namun bertepi diujung mentari
Bulan yang luruh memerah
Tak bisa lagi menangis,
Telah mongering dihati
Sebelum tiba dipipi

Sebab bagaimana lagi aku
Bacalah wahai dunia,
Lihat … aku masih ada
Menghatur dukaku yang kau anggap kocak
Tak lucu bagiku,
Namun aku kan selalu tersenyum,
Demi cinta yang terjaga

~ Agung Saripudin

Kita


Entah yang keberapa kali
Dalam ingin, kupintakan tuk terlelap
Nada terhenti,
Tempat mengalun hilang dalam hening

Bilakah nanti akan ada irama
Denganmu, kuyakin pasti kan indah
Tatap mataku saat itu
Suara hati yang terhenti
Rindu yang ingin kulepaskan
Hingga masa bercerita
Saat itu tak ada lagi kau dan aku
Yang ada hanya  “ kita “

~ Agung Saripudin

Mimpi malam tadi


Tadi indah memimpikanmu
Tapi menyedihkan kala tersadar
Tak kumiliki satu hal,
Untuk menjadikannya nyata

Ingin kumiliki sebuah nama
Yang kelak akan kau rindu
Ingin kukatakan betapa indah
Kuimpikan kau disini

Semoga akan kudapatkan
Semoga tak sia kukhayalkan
Lebih baik kuseka airmata
Sebab kesedihan tak merubah apa-apa
Tak membuatku memilikimu

Tadi bermimpi tentangmu
Ingin rasanya harap jadi ada
Namun bila tak mungkin tak mengapa
Setidaknya pernah indah,
Aku rasakan cinta

~ Agung Saripudin

Pahit 061211


Mengapa habiskan pagi dengan gerutu
Dan sungguh sarapanpun tiada nikmat
Bila tanpa disyukuri,

Akupun sama …
Duka masih mengait di jendela,
Sisa semalam …
Namun kubanting dia,
Kuinjak-injak,
Kulempar jauh-jauh
Sebab aku tak suka keadaan
Masa aku diam dalam derita …
Harusnya berubah indah
Sebelum aku mati
Dan hidup hanya sekali

“ Life rich or die trying “

Rasanya pahit minum dalam gerutu
Lebih baik kupilih bahagia
Biarlah hati kehausan
Namun tangan kaki, tak lupa cari makan

~ Agung Saripudin


Kupadamkan Matahari


Sebentar lagi pagi
Ditengah sunyi yang masih menyiksa
Rumah mimpi yang kini buatku sedih
Kubawa harapku tertidur
Kubawa asaku jauh-jauh dari cinta

Kesendirian yang melukaiku
Hingga mentari terbit
Kukaitkan cintaku dibawah bayangnya
Sampai kubawa dia terbenam
Dan cintakupun luruh,
Karena panasnya

Berharap dengan air mata
Bisa kudinginkan hari-hari
Berharap dengan air mata
Bisa kupadamkan Matahari

~ Agung Saripudin

Lancang 051211


Tuhan …
Maafkan aku bertanya, tentang kehidupan kecil ini
Sesunggguh nya aku letih dalamketiadaan diri
Sepeti aku tak ada
Aku lelah Tuhan, menggumur pahit ini sendiri
Apa baiknya mereka yang cintanya Kau mudahkan
Sebab sering kudengar mereka
Mengumbar majas-majas benci, namun Kau satukan
Sementara aku yang berusaha mengindahkan kekasihku dan berjuang memuliakannya
Tapi belum juga Kau pertemukan
Iya aku begitu jauh berdosa,
Ampun … ampun Tuhan

Aku lancang bertanya
Aku lancang menebak-nebak rencana Mu
Pikir yang tenggelam dalam perih
Raga yang gemetar meminta indah cinta
Pada Mu, mustahil kusembunyikan isi hati
Bahkan setitik rasa di hatiku, ini juga dari Mu

Tuhan, aku ingin pulang
Namun aku masih malu,
Berjumpa dengan Mu
Takut akan dosa-dosaku

~ diary Udin

Kearahku Lagi


Hening ini lagi
Apakah adil bila terus kita rasakan
Sedang hati kita sama mencintai
Haruskah tetap saja kesepian

Disana kau menangis,
Andai kau tahu, disinipun aku kesakitan
Tak tahu bagian mana yang harus disesali
Sedang sakit ini, masih saja kita rasakan

Kita sama,
Sedang saling memiliki, tak pernah cukup dengan cinta
Apakah kita tak mengerti,
Atau sama-sama tak perduli
Bila berpisah kita tak mampu
Lalu bagian mana yang kita mau

Hening ini lagi,
Apakah sanggup kita lewati
Pernah kau bawa cinta berlari menjauhi
Namun tetap saja kau kirimkan wanginya
Kearahku lagi

~ Agung Saripudin

Dalam Penat Mentari


Bila kau izinkan aku menulis tentangmu
Kau akan tahu betapa dekatnya kita
Seperti airmata yang menempel di kelopaknya
Nama kita telah tertulis didaun
Sampai saat berguguran, di indahkan pertemuan
Hingga kisah dalam senyum dan tawamu,
Menjadikannya abadi

Tersenyumlah kekasihku
Jangan kalah karena penat mentari
Sebab sesungguhnya dia tengah menyapa
Mengusap kita manja dengan panasnya
Sebab kita ikhlas dalam teriknya

Bila kau izinkan aku menulis tentangmu
Kau akan tahu betapa dekatnya kita
Mungkin kau kira aku telah jauh dan pergi
Namun sesungguhnya aku mengembara dihatimu
Menemanimu berdansa dan menari
Dalam penat mentari

~ Agung Saripudin

Menjual Matahari


Kadang aku benci hasratku
Mimpi yang tak terbeli
Menari dalam angan
Sesekali dipuaskan mimpi
Rupanya siang ini, masih dalam tidur

Malam masih lama
Lebih baik kugadaikan lagi mentari
Berbaring hanya membuat angan makin busuk
Hari makin terhina
Biarlah sesaat kulupakan cinta
Dan bahagiaku, hanya bila aku lelah

Dan kelak aku mulia
Semoga masih ada hati untuk aku kembali
Istana kecil, rumah aku pulang

Sebab aku tak takut lapar
Aku tak takut mati
Aku tak takut lelah
Aku tak takut kepedihan
Namun aku takut hidup sendirian
Menua dalam sunyi

Tuhan, bisakan aku siang ini
Menjual Matahari tuk penuhi dunianya
Hingga dekat, aku menjemputnya

~ Agung Saripudin

Dari Hatimu


Sungguhlah berbeda,
Dua pasang mata melihat bumi yang sama
Ada yang ceria menatap cantiknya bunga di pinggir jalan,
Sementara yang lainnya bersedih
Menatap rumput liar yang kering
Di penatnya kota

Gembira hanyalah gembira yang kau pilih
Seandainya perih merindu,
Hanyalah melukai sedalam yang kau izinkan
Dan sakitnya luka cinta
Hanya menyayat sedalam yang kau inginkan
Bila kau percaya …

Lihatlah mawar indah seperti tengah tersenyum
Jangan kau tangisi durinya yang melukaimu
Tapi syukurilah melihat indah mahkotanya
Yang bisa kau nikmati dengan matamu

Dan cobalah lihat juga dia
Bacalah dia dengan hatimu
Dan semoga lebih indah lagi,
Bila kau percaya …

“ bunga adalah salah satu cara Tuhan untuk tersenyum “

Dan kaupun cantik bila kau tersenyum,
Aku percaya …

~ Agung Saripudin

Kosong


Putri …
Rasanya sulit mereka-reka puisi
Bila bukan tentangmu
Dan jujur, aku tak biasa
Ini bukanlah gagasan yang kutuliskan
Namun ini adalah bahana hati
Yang tak dipikatpun kan bernyanyi

Haruskah kuindahkan bila tak indah
Haruskah pura-pura perih
Atau pura-pura gempita
Padahal hati ini tengah kosong
Dan tahukah rasanya kosong …
Ya seperti kosong, aku tak tahu

Putri …
Aku sedang buta … Aku sedang bisu
Aku sedang gagu, tiada cerita
Tanpamu kosong, aku tak tahu

Dan bila tentang mencintaimu
Itu, aku tahu
Seperti syair kosong
Kosong itu … kosong,
Ahh … aku tak tau

~ Agung Saripudin

Bukan Manusia


Pada siapa kami bicara
Tentang mimpi yang tak sanggup kami cicil
Cinta untuk kami tak pernah ada
Terlalu mahal,
Sekedar berhutang satu pelukan

Mungkin hati kami telah menghitam
Dibingkai dengki, tentang remangnya dunia malam
Kami bukan orang suci
Kami bukan orang pandir
Kami semua pecundang yang tak sanggup membeli hati
Kami lebih hina dari pencela dan pencuri
Sebab hati kami iri

Disini rumahku,
Begitu murahnya mereka bisa ludahi cinta
Dan kamipun mau
Bisa jilati luhurnya norma
Tiada batasan indah, suci, atau mulia
Tak ada malu dalam istana

Disini kisah dalam ranjang
Disini surga nafsu
Namun disini neraka fitrahnya hati
Hingga kami tak pernah merasa
Menjadi seorang manusia
Karena kami tak sanggup membelinya

~ Agung Saripudin

Merpati Untuk Kita


Sebenarnya tak sanggup tanpamu
Namun aku tak ingin kau kian berat
Menanti pasti yang tak kunjung tiba
Mengejar bayang merpati,
Nyatanya diatas kita

Dalam diam kau kulukai
Dalam jauhku,
Kusayatkan perih diatas hari-harimu
Tak cukup maaf bagimu yang telah jauh kudalami
Aku harus tinggi berdiri,
Hingga merpati jatuh untuk kita

Sesungguhnya berat tanpamu
Namun biar kubingkai perih
Hingga tercukupi arti duniamu
Hingga adanya kita menopang dengan bangga
Jauh dari lubuk hati yang kupinta
Hanya namamu untuk selamanya
Semoga …

~ Agung Sarioudin

Takut Hujan Kan Reda


Suaramu dalam hujan
Meretas bayang mimpi
Saat tengah kuterpejam
Hampir bermimpi

Itu nadamu bernyanyi
Itu suara kau tertawa
Seakan kau disini
Namun kutahu kau tak ada

Rasanya bosan kisahkan perasaan
Dan sajak gelisah,
Takkan kehabisan kata dan materi
Ingin diam tapi kau disini
Cukup tatap mataku, kau kan tau itu cinta
Tanpa aku bicara

Suaramu dalam hujan
Itu nada kau bernyanyi
Ingin rasanya kuhampiri
Namun aku benci membuka mata
Sebab aku kan sadar
Sesungguhnya kau tak ada

Suara hujan telah pelan
Tinggal rincik gerimis
Dan aku takut hujan kan berhenti
Sebab aku kan mengerti
Sesungguhnya aku tengah tertidur
Dalam hening sepi

Aku takut hujan kan reda
Sebab pasti tebalkan sunyi
Dan aku benci …
Kehilangan samar suaramu

~ Agung Saripudin

Takut menyakitimu


Sesungguhnya ingin kukatakan aku rindu
Namun aku takut melukaimu
Bahasa puisi habis bila tentangmu
Tak bisa kuungkapkan
Ribuan warna perasaan

Kekasihku, sebentar lagi maghrib
Aku tahu dikotamu masih lama
Disini telah gelap sayangku, aku kesepian
Namun disana engkau jangan
Menarilah sesukamu asal kau bahagia
Aku juga bahagia

Sesungguhnya ingin kukatakan aku mencintaimu
Namun kutakut rindu ini membelenggu hatimu
Dan cintaku semestinya menerbangkanmu tinggi-tinggi
Bukan belenggu hati yang menyakiti

Kekasihku, izinkan sedikit lagi kuberusaha
Tak perlu kukatakan cinta
Namun kutahu kau pasti merasakannya
Dan tak lama … dan tak lama,
Semoga Allah mendekatkan kita
Dan menghalalkannya
Amin

Kidung rindu … nyanyian irama
Biar membahana tanpa terhalang apa-apa
Sebentar lagi gelap,
Terangi dengan keyakinan
Akan cita-cita dan cinta
Dan yakinlah,
Sebab keyakinan itu akan ada
Bagi semua jiwa yang berdoa dan percaya

“ keajaiban itu ada bagi yang berdoa dan percaya “

Sudah maghrib disini kekasihku
Mungkin dikotamu masih lama
Izinkan aku dahulu yang berdoa
Dan bercerita kepada Nya
Tentang kisah kita

~ Agung Saripudin

Semoga Ada Hujan


Kuberdoa semoga ada hujan
Saat aku meninggalkanmu
Biar tampak aku bisa
Dalam alir pipi, seakan bukan airmata

Kuberdoa semoga ada hujan
Mengguyur lamunanku
Biar dosa rindu tak lampau jauh
Biar cinta hanyut keluas samudra
Berbaur, dengan paracinta surga

Kuberdoa semoga ada hujan
Basahi jasad yang dicampakkan
Nurani hati biar dia mati
Menunggu buai rindu
Para putri pelangi

Kuberdoa semoga ada hujan
Sirami galaunya hati
Saat aku pergi

~ Agung Saripudin

Selasa, 24 April 2012

Tentang Hati


Umur seperti embun pagi
Lebih banyak dimasa lalu, dan sedikit di masa depan
Dan bukankah kesedihan juga terlahir
Dari sesuatu yang tak bisa kita lupakan

Hasrat yang tak didalami
Mimpi yang tak terjadi
Namun kepedihan biarlah pergi
Dan nikmati hari, cukup dengan tersenyum saat ini

Mengalirlah wahai hati
Jangan sampai jadi tempat paling sepi
Sebab kaulah muara
Ditempat bahagia kan bermula

Dan bila kau bersedih
Mustahil aku bisa bersembunyi
Biarpun Surga disini kumiliki

Bahagialah wahai jiwa
Maka aku akan jadi orang paling merdeka
Walau hidup dalam jeruji
Namun dalam bahagia
Seakan aku telah tahu Surga
Walau belum kukunjungi

~ Agung Saripudin

Cinta Kecil 041112


Tuhan …
Aku ingin bertanya tentang cinta kecil ini
Mustahil dari Mu kusembunyikan
Akan lelahnya perasaanku
Sendiri itu sakit Tuhan
Maka jadikanlah aku berdua, bertiga terus berkeluarga
Bukannya tak yakin Kau selalu menjagaku
Kupercaya Kau takkan pernah meninggalkanku
Namun aku butuh hamba cantik Mu
Yang kan kucintai dan kupimpin
Insha Allah kujaga sampai ku Surga
Sebab ingin kuabadikan namaku dibelakang namanya
Dan darahku didarah anak-anaknya

Tuhan …
Mungkin aku tak cakap berbicara
Aku juga belum mahir menjadi peserta dunia
Yang handal memainkan rejeki yang Kau titipkan
Namun salahkah aku Tuhan?
Kadang hati ini iri
Pada dunia dan manusia seisinya
Yang tampak wajar memainkan perannya
Mengisi hari-hari
Lalu mengapa aku tak bisa

Aku lelah Tuhan …
Namun akupun belum siap pulang kepada Mu
Bila aku kotor seperti ini
Aku takut nanti Kau marahi

Tuhan …
Aku ingin menangis, tapi aku malu
Rasanya tak pantas saja
Karena aku laki-laki

Tuhan …
Bila aku sedang berdosa pasti Kau lihat
Bila aku sedang berdoa pasti kau tengah melihat juga
Maka maafkanlah aku bila hati ini lancang berdosa
Namun aku percaya tak ada do’a yang salah
Selagi tertuju hanya kepada Mu

Tuhan aku rindu
Karena hanya Engkaulah
Yang selalu jujur mencintaiku
Mamak yang melahirkanku sayang padaku
Apalagi Engkau, yang telah menciptakanku
Pasti sayaaaaaang sekali padaku

Mohon ampun Tuhan
Atas lancangnya mimpiku malam ini
Namun kuminta pada Mu jangan jauh-jauh lagi
Aku ingin dekat dengan Mu
Agar aku tak kesepian
Aku ingin hatiku selalu Kau hangatkan
Agar aku, tak merasa sendirian

~ diary Udin

Bahasa Benci


Mengapa kau takut, padahal aku sedang tersenyum
Tengah kucari bahasa kala aku melihatmu
Dengan terpejampun, sesungguhnya aku melihatmu
Percayakah …
Atau kau anggap aku gila?

Ini bahasa puisi
Tak perlu kureka-reka
Biar mengalir semaunya
Tentang perasaanku, sepiku, sedihku
Ahh .., apa saja …
Yang jelas aku sedang benci

Mengapa kau takut, padahal aku tengah tersenyum
Jangan tatap mataku yang bersedih
Ini hanya hiasan hati
Dengan luka kucari syair
Aku tak perduli
Toh .., ini bukan perasaanmu
Karena aku yang merasakan mencintaimu
Bukan kamu …


Dengar lukaku sedang bernyanyi
Tak perlu kuindahkan nada-nada
Sebab indah itu hanya bila kau percaya
Dan hatimu …
Tak takut lagi kucintai

Lihat …
Malam ini tak ada yang datang
Udara kelabu, malampun jadi merah
Kutanya ia, namun sia-sia
Hanya lukanya
Yang lebih banyak berkata

Mengapa kau takut
Padahal aku tengah tersenyum


~ Agung Saripudin

Kubaca Dalam Hati


Ada bait yang hilang tanpamu
Kuakui, indah itu tiada lagi kan tertata
Rasanya ingin bernyanyi lagukan kisah sedih
Namun rasanya kini takkan sanggup
Menebak resah dalam hati
Entah cinta … Entah apa yang terlalu
Namun jujur, kau ada didalamnya

Kenyataan yang bawa aku sadar
Harap yang dulu mimpi
Kini diatas segala mimpi
Harap cinta yang diuraikan
Penuhi sisa lamunanku
Yang habis diguyur hujan

Ada bait yang hilang tanpamu
Dalam syair yang belum sempat aku buat
Namun bila tentangmu tetap saja indah
Walau separuh yang terucap
Sisanya …
Biar kubaca dalam hati

~ Agung Saripudin

Tak Pernah Menatapku


Aku tahu takkan lagi ada
Irama mendayu lewat suaramu
Lukisan indah dari tatapmu
Yang mengganggu kala kutersadar
Sebatas mimpi

Mencintaimu dengan sederhana
Seperti orang lain yang mencintai kekasihnya
Bukan kisah dalam dongeng

Aku tahu takkan lagi ada
Rasanya lelah meminta namamu untuk namaku
Mungkin baiknya aku tak ada
Semoga sedikit kau merindu
Walau nyatanya cintamu
Tak pernah menatapku

Agung Saripudin

Seperti Mati


Datanglah wahai hati
Sapalah aku yang tengah tersiksa
Sepinya bulan penyendiri
Kerinduan yang menindih segala rasa
Terpaku …
Dikejamnya sunyi

Tak kudengar ketuk pintu
Yang ada sebatas bayangan cita-cita
Kisah jemari yang kan seka airmata
Namun terlanjur mengalir
Tanpa kusadari

Datanglah wahai jiwa
Sungguh bibirku rindu
Berbicara dengan telingamu
Rasanya lelah berkaca sendiri
Pucat …
Seperti mati

~ Agung Saripudin

Dengan puisi


Rupanya masih sama, terhimpit disela zaman
Masih tertidur disamping buku catatan
Ada wajah-wajah yang kurindu
Ditiap masa, hanya berbeda nama dan cerita

Betapa banyak sisa muara dihatiku
Tempat terbunuh, nama-nama yang kucintai
Rindu untukku selalu saja sesakit ini
Kututupi dengan senyum kesabaran
Namun adakah, penutup perih yang kurasakan

Sungguh congkaknya alam materi
Ada yang membeli banyak cinta, hingga aku kehausan
Namun kubiarkan … namun kubiarkan …
Apa yang mereka beli akan usang atau hilang
Kecantikanpun menua, tak lama dan dibuang
Namun nama yang kucintai, biar abadi dalam puisi
Biarpun aku telah mati

Dengan puisi aku menangis
Dengan puisi aku berdoa
Dengan puisi aku meminta
Dengan puisi kuabadikan nama kita
Hingga tak ada lagi bahasa

~ Agung Saripudin


Sebelum Senja

Kuhitung sisa detik penantian
Dan benarkah bulu mata yang terjatuh
Pertanda engkau juga rindu
Kalau begitu biar kulukiskan wajahmu
Dengan tiap jatuhan bulu mataku
Yang kujadikan kuasnya
Agar tak gugur sia-sia

Sebab penaku telah mengering
Kuhabiskan berpuisi kala kumencari
Mimpiku menunggu ditengah muara
Terduduk dalam hening sepi
Menunggu bidukku kembali
Sebelum senja …

Kusebutkan namamu yang seindah namamu
Kurindu indah matamu, karena itu matamu
Cantik bibirmu karena itu bibirmu
Takkan pernah rela kuibaratkan
Seperti aku mencintaimu
Karena dirimu adalah dirimu
Yang setia menanti ditengah muara sunyi
Menunggu bidukmu kembali
Sebelum senja …

~ Agung Saripudin

Catatan Kecil Untuk Ayah


Ayah …
Sepintas tepis yang kurindu dari dirimu
Akan keruhnya masa depan
Yang selalu rumit kala kupikir
Berkisah tanpa opera

Ukiranmu didiriku kadang kukesal
Namun kusadar ini bekalku
Kala aku memahat lagi
Kelak nanti akan ada kisahku sendiri
Yang kan kubawa, setinggi aku bisa

Ayah …
Kurindu marahmu kala kulemah
Kurindu kau kisahkan lagi mudamu
Agar aku cemburu
Maaf bila kini ku menggerutu
Sampaikan pada Tuhan kita ayah
Tambahkan lagi padaku ilmu
Tuk jinakkan hari disini
Sebelum kembali berjumpa
Kita bercerita di Surga

Ayah, aku rindu
Maafkan aku anak laki-lakimu
Masih menangis

~ Agung Saripudin

Pergi Terlalu Pagi


Syair sedih yang kutuliskan
Bila kubaca bayang wajahmu
Perih yang terlukis
Diatas langit harapan
Yang masih saja mendung

Kuakui tak lagi sanggup
Genapi kisahnya, bukan ini yang kuingin
Rindu menikam dada
Senyumku dilempar mentari
Cinta yang pernah kunanti
Pergi terlalu pagi

~ Agung Saripudin

Takut Bermimpi Lagi


Hingga kini kugelisah
Terbangun dari mimpi bersamamu
Ada kening yang sempat kukecup
Ditatap matamu yang tampak terluka

Dalam bayang kau selalu datang
Hingga remang malamku, meredup dalam sedih
Kupanjatkan doa
Dalam tiap selipan kata hati
Dan malam ini aku tak ingin tidur
Sebab aku takut bermimpi lagi

Kasihku …
Semoga kau bahagia
Sapalah tiap doa
Yang kutitipkan pada pagi
Semoga kau tersenyum

~ Agung Saripudin

Pagi Masih Lama


Mungkin pagi masih lama
Namun aku tak perduli
Biar kuceritakan amarahku
Biar kukisahkan pada dinding apa yang kurasa
Seandainya lelahpun tiada yang iba
Lalu mengapa, aku harus perduli mereka

Biar bulan yang tahu aku berdoa
Biar matahari bersaksi, aku berusaha
Seandainya tak terjadi nantipun aku pasti mati
Namun setidaknya aku bahagia
Hidup penuh mimpi indah, harap dan doa

Tiada guna habiskan detik untuk orang yang membenciku
Dan semoga Allah menyibukkanku
Mengisi detik untuk dia yang
Dan aku hanyalah seorang laki-laki
Yang juga butuh beristirahat
Mumpung pagi masih lama

~ Agung Saripudin

~ Tak beruntung ~


Sekali lagi kau singgah dimimpiku,
lalu mengapa kau hanya sekedar singgah,
tak inginkah rumah ini lagi kau masuki,
walau sedikit kusuguh,
namun semoga cukupi segala yg kau butuh,

Selalu kucari rumah pulangku,
dan selalu kuharap,.
Manis cintamu yg menampungnya,
kusadari keping kurang dari ragaku,
kuakui biduk compang penghantarku,
akupun ingin lebih dari ini,.
Dan mungkin kau terlalu sempurna,
bila untuk aku,
Laki-laki yg tak beruntung,

sekali lagi kau singgah,.
Jadi Ratu singgasana lamunanku,.
inginnya ku bicara dan merantaimu dihariku,
namun aku sendiri dalam jeruji,.
Lalu bagaimana aku menyelamatkanmu,
dan kau ... Dan kau ...
Terlalu indah untuk hatiku,
laki-laki hampa hari,

maka kutekan lagi didada,
hasrat cinta lampau jauh untuk aku yg jelata,
merindupun hanya menyiksa malam-malam,
dan aku tau ... Dan aku tau ...
Gubukku suram untuk hati sang putri,
mimpi malam ini jadi istana,
dan lagi rinduku kalut mengapung,
untuk aku,
laki-laki yg tak beruntung

~ Agung Saripudin

>> Kau yg tahu 120312


Kekasihku ...
Begitu bencinya aku pada penat hari-hari,
namun aku, tak pernah bs membencimu,
biarlah kau suruh kumenjauh,
maka ku kan jauh,
tapi mustahil kubawa namaku lagi,
yang telah kutuliskan jauhari,

Ingin kutanya adakah suara tunggu dalam hatimu,
hingga tiba segala masa,
akulah yg rajai cinta,.
Bila kini kuterkapar serapah dunia,
adakah kau berdoa,
hingga berdiri aku tiba,.
Dan itu untukmu,

Tiada kan luruh segala cerita,
yg terharap kau kecup lagi punggung tanganku,
kala tatapku tersapa,
namun imam di jatiku belum kutegaskan,
dan aku malu ... Aku malu ...
Sebab aku hanya bicara,

Kekasihku ...
Tanyakan pada hatimu,
apa aku kekasihmu?
Bening cintaku semoga tetap juga kau rasa,.
Dan pernah kau tatap mataku,
maka bayangkan kutersenyum,.
Bercanda,. Cerewet seperti biasa,
bukan lirih puisi,.
Sebab disini terbaca segala sedih,
Namun didepanmu ...

Ah ...
Hanya kau yg tahu,.

~ diary Udin

>> wahai aku 110312


Allah lah pemilik segala hati,
apa masih merasa berani,
bila Allah menanamkan takut dalam hati,..
Telah lupakah aku dari apa?
hingga merajuk segala sombong,..
Dan berapa pun tinggi ilmu didapat,
bila ajal mendekat,
maka luruhlah segala jimat,

Allah lah pemilik segala harta,
lalu kenapa aku takut,
berarti kerap bodohku hujam nalarku,.
Bila kecil kujual harga diri,
bila besar, kerap jumawa jd raja didada,.
Sungguh malu kusebut nama Mu ya Rahman,.
Bahkan tanpa Mu,.
aku tak ada,.

Wahai aku,.
Lembutlah, maka Allah pun akan tunjukan kelembutan Nya,
wahai aku ...
Sombonglah,. Maka Allah pun kan tunjukan kesombongan Nya

ya Rabbi ... ya Rabbi .... Ya Rahim .... Ya Ajizu

Aku tak berani,
ampuni lancang hati dan nalar ini ...

Amin

~ diary Udin

~ Jauh Panineungan ~


Poek euma,.
Asa jauh panineungan,
tulungan abi,
neda pangampura,
nyungkeun hapunteun,
dina sasar sadidinteun,
Meureun sasab sikap nu robih jadi mamala,
ayeuna kasiksa,.
Ku meurih batin nu sakieu kerep na,.

Kamana euma,
jati abi nu kamari seger keneh,
ayeuna pias ku hideung dosa,
Tulungan euma,.
Lancarkeun abi Ku pidua,
nuntas cita jadi jalma,.

Euma...
Sakieu nyeuri,.
Ninggal euma tara seuri ka abi,
poe ge ngiring ngabaeudan,
nyiksa abi nu doraka,
ayeuna sasar kukapoekan,.

Jauh panineungan ...

~ Agung Saripudin

>> Hukuman 120312


Setiap hati membahasmu,
maka gegas mata berkaca,
entah apa yg diberatkannya,
yang tersadari hanya suram kelemahan,
yang tersadari hanya duka lapukku,
yang sempat kusuguhkan kala kau ada,
Dan jelaslah,.
Pahit yg kau rasa

KuTau doamu agar ku kuat,
maka dengan cerminku sendiri,
aku sanggup memecahnya,
tak pernah takut kujajali segala detik muakku,
namun dihadapan cinta aku kecil ... Aku kerdil ...

Setiap hati membahasmu,
maka tiap warna perasaan segera jujur dalam hitamnya,
rasanya menyedihkan tak bisa ucapkan cinta,
rasanya menyakitkan,.
tahan hasrat rindu yg dikebiri,.
Sementara silau dunia makin congkak dihadapku,
namun nasibku disunat,
hingga nikmat hanya bisa kutatap,
bahkan tak sempat aku jilat,.

Lalu Kubicara aku ingin,
maka segera aku dihakimi,
dikatai binal lah mataku,
dimaki tersesatlah namaku,.
Hai si bejat,. Hai mulut maksiat ...
Dan aku digantung disesat hari,
hanya karena ingin mencintai,.

Tapi aku belum mati,
sebisanya kan kulawan,
sebab diam, lebih menyakitkan,

~ diary Udin

>> Bahagia sederhana 140212


jauh dari malam,,
tapi seperti biasanya,
kudidih rasa dalam diam,
kupinta bergegaslah semua terlewat,
biar kutersenyum pagi ini,

kutau teriakku tak terdengar,
Namun sekuatnya kubernyanyi,
hingga genap terlantun,
lagu cinta dalam hati,
dibayangku menunggumu hadir didepan pintu,
namun yg datang ...
Kedar bayang wajahmu,
di genang hujan tadi malam

benar kata mereka,
bahagia itu sederhana,
cukup tiba kau ada,
buatkan aku secangkir kopi,

~ diary Udin

>> Tak usah dimengerti 140312


Dilangitku masih gemuruh,
tp belum juga hujan,
raut duka masih dibalik cadarnya,.
Maka kusimpul senyum,.
Meringgis ... Tutupi cemas dalam jiwa

Mereka bicara dikeningku hanya gelisah,
lalu kujawab,.
Pun sudah kucoba sibak awan hitamnya,
Dan pernahkah tampak aku menangis?
Kubicara bijak bila tengah bijak,
aku bercanda, bila hati tengah jujur bahagia,
dan tak kupungkiri keping hati ini masih piatu,
dan tak kutulis indah dicatatan,.
Sebab aku masih mencarinya,
dipuing sisa-sisa,.
Pelangi indah kemarin,.
Yang menimpa kepala,

Dilangitku masih gemuruh,
dan teriak bumi, yg tak sempat kudengar lagi,.
Kursi kupun telah dicuri,
Cinta yg jadi dongeng,.
Hari berarak jadi andai-andai,.
Biru darah yg kujilat,.
Hingga pekat yg tak mestinya kudapat,
tapi takkan pernah aku bertopeng,.
Biar aku dalam kabut,
hanya rahasia hari yg terjaga,
hingga kelak aku tiba,
entah ragaku,.
Atau cukup namaku dalam basa,
yang tengah dihukum norma-norma,
politik para babi yg membuat aku disiksa,
dan sekuat segala yg kupunya,
aku akan melawannya,

hingga kembali kehormatanku,.

~ diary Udin

~ Takkan jadi indah ~


Masih saja dadaku gemetar,
bila wajahmu terlintas,
diwaktu sore riuhku,
yang kutatap sesekali dari jendela
jalanan hingar ditepi kota yg kumaki,
bukan tak suka,
hanya saja terlalu silaukan matahati,

Sebentar lagi hariku gelap,
tiba anganku kau tersenyum,
mengingat kau yg mungkin saja,
nikmati malam minggu yg berwarna,
dan bkn urusanku kau mengisinya dengan siapa,
yang kutau aku rindu,
yang kutau aku cinta,
dan kuingin kau bahagia,

kusadari jelata ilmuku,
tiada guna haus cinta,
sebab memilikinya,.
Sama saja pelan menyiksamu,
maka kupilih pelan kucatat kerinduan,
tak perlu engkau tahu atau kau baca,
biar kusut dalam ukiran,.
Kutulis syair cinta,
dikertas bekas gorengan,

kuakui nelangsaku,
maka tak berani terucap aku rindu,.
Maka kubisukan segala puisi,
sebab kutahu,..
Takkan jadi indah,.
Ditepian mimpi,
yang tak sanggup aku beli

~ Agung Saripudin

~ Masih Compang ~


Bukankah setiap jiwa berpasangan,
Dalam segala pekat puisi,
mungkin aku hanya iri,
lama tak kutatap mata yg mencinta,
lama bidukku terombang,
lama pula aku tak memaafkan,
dan musuhku,
adalah aku sendiri
yang mustahil aku lawan

berhak kah kumiliki perasaan,
sebab yg kurasa jauhari hatiku mati,
tak bisa lagi mencintai,
berkali hati pelan terbuka,.
namun segera kututupi,.
Sebab kutahu adaku,
hanya akan menyakiti

dan senjaku masih rapuh,
bidukku masih compang,.
dan hariku masih lumpuh,.
Masih berkutat dengan mentari,
yang tak bisa kugadaikan,

~ Agung Saripudin

~ Renungan Republik Uyeeh


" din, ngapain lu ngelamun aje, tp dah rapi lu pake sepatu segale, mau kemane lu? " kate kong Rt heran liat udin udeh rapi

" udin mo ke kota kong, tmn udin katenye mo nolong udin cari kerja " kate udin trs diem lagi

" ya udeh, ko belum pergi juge, ngelamunin ape lagi lu " kate kong Rt

" udin dagdigdug kong, masih ragu, udin takut dikota malah makin suseh jauh dari emak" kate udin

" ya Allah, din.. Din ... Hidup cuma mentar din, mumpung lu ade kesempatan, jangan sampe entar lu nyesel " kate kong Rt nasehatin

" iya kong, tp Udin ga biasa nekad " jawab udin,.

" emang kaga boleh lu nekad din, tp lu mesti bedain dong nekad ame tekad " kate kong Rt

"maksudnye " kate udin bingung

" maksudnye, kalo lu pengen berubah,. Lu kaga boleh jadi peragu, mesti punya tekad, sementara lu kan ade yg ajak kaga nekad,. Kalo lu pigi ga da persiapan, itu nekad,. Bikin susah "

"ahh, pusing kong ahh, makin bingung udin, hadooh pigi ga ya "

" hmm, dasar lu din, ya udeh tidur lagi sane, ngimpi aje selamanye,. Inget din,. Nggak semua yang kita hadepin bisa berubah, tp ga akan ada yg berubah kalo ga ada yg lu hadapin, tinggal pilih mane "

"iya ya kong, udin selame ini pengecut,. Iya kong,. Udin pigi ahh, doain ya kong " kate udin sambil berdiri salim ma kong Rt

" nah geto dong, insha Allah din, semua pasti bisa kalo kita usaha " kate kong Rt

" iye kong, semangattt " jawab udin lagi terus lari masuk ke dalem rmh mo pamit ma emak

{ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. } (QS. Al-Jumu'ah: 10)

{ Bekerjalah kamu niscaya Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. } (QS. At-Taubah: 105)

{ "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal dibumi? " Mereka menjawab: Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakan kepada orang-orang yang menghitung " Allah berfirman: " Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu mengetahui " } (QS. Al-Mu'minûn: 112-114)

Maha benar Allah dengan segara firman-Nya

hadooh, ga kerase emang waktu cuma sebentar, kong juga same, kadang banyak ragu, banyak kosongnye, detik hari cuma di isi ame sia-sia,. Hmm, ya udeh,. Met sore ya warge, mohon maaf kalo ada salah-salah kate

wassalam

~ Ketua Rt Republik Uyeeh

>> Drama 180412


Pagi ... Jadilah indah
Sebagaimana aku percaya,
maka aku akan bisa,
biarlah aku kidung jalanan,
sampah kota ...
Namun yakinku kelak jadi mutiara,
kurangkai tulis di gedung hitamku,
Saat malam meremang,.
Maka pagi kembali dimunafiknya,
diisi hari-hari bertopeng,
dan tau apa dunia,.
Tentang sakitnya hari jujur yg dijalani,
bahkan yg berjiwa gembel pun berpangkat,.
Yang hidup dari meminta dan menjilat,
namun itu bukan aku,
yg punguti recehan dijelataku,
biarlah aku si bejat,.
Namun takkan pernah beranjak
sedikitpun dari yakinku

Pagi ... marahlah ...
Lawan segala terang yg silau,
tiada guna menatap remang hati galau,
Berlari dan mencari,
dari pada diam menunggu pagi lagi,
apa tak malu, bila masih sama saja,.
Berbangsa dianggap rendah.. Hina .. Dan nelangsa

Kerajaanku telah terkubur,
maka kususun naskah,.
Dari sisa puing hancur,.
Dan bukankah dalam setiap drama hebat,
pastilah selalu ada kejatuhan,
namun ksatria haruslah tegap,.
Biar masih berairmata,.

Pagi ... Jadilah indah,.
Genderang perang belum ditabuh,
maka kuatkan dulu segala jirah,.
Raja-raja sial masih berdiri,
Siapkan segala pedang,.
Dan jangan pernah disarungkan,
bila kelak Rajamu datang,

Drama baru dimulai,.
Maka segenap perjalanan dilalui,.
Naskah barulah bab satu,.
Cukup majas sederhana,.
Sebab yg luar biasa adalah kelak nyatanya,
hingga banyak raja gemetar,.
Mimpi buruk disiang hari,.
Dan Bila dunia tak inginkan perang,
namun segala panah telah lepas dari busurnya,.
Mereka kelak berkata
"aduhai ... Kami harus bagaimana "

~ diary Udin

~ Manusiawi ~


Lantun tak kudengar,
Maka kubiarkan hati ini perih,
Sungguh rasanya lelah berpuisi,
Rasanya sulit kucatatkan beku kerinduan,
Ingin wajar kuhidupi nafas cinta,
Ingin wajar kuusap bibir yang tersenyum,
Namun kusadar bila yang kupunya hanya ini,
kelak aku ditinggal lagi,.
Manusiawi ...

Wahai aku ...
Maka carilah titik kelebihan,
tiada guna hidup bila seakan jalang dipisahkan,
cari sempurna, maka musuhpun jadi sahabat,.
Beku tatapun luruh dibeli,.
Hitampun jadi berwarna,

Dan setiap mimpi jelas ada harganya,
selama didalam dunia isinya masih manusia,.

Wahai jiwa ...
Berhentilah puisikan hati,.
Dunia mengejekku aku banyak bicara,,.
Maka sejenak bisukan suara,..
Selama aku,. Belum jadi Manusia

~ Agung Saripudin

>> didalamnya 230412


Aku tau kau rindu,
bila kelak tak dengar lagi kubicara,
bukankah kukatakan,
puaskan tatap mataku...
Hingga wajahmu yg kau liat,
dan kau pergi ...
Tanpa pamit,. Seakan tau,.
Kembali ditemui,
tak berpaling,. Biar sekilas menatapku

Aku masih berjalan,
nadi masih mengalir,.
Banyak hal yg semestinya aku ukir,.
Sungguh ingin segera kujaring mimpi-mimpi
Biar dianggap aku menjerat bayang-bayang,.
Namun citaku tak habis disini,
dan bila kelak ada lagi bertemu,
maka kuharap tentang cinta,.
Bukan lagi semu,.

Bidukku hampir selesai,.
Maka tenanglah saat ombang ditengah laut,
tak ada masa lalu ... Tak ada masa depan,.
Dan hanya cita-cita,.
Yang membuat ku bertahan,.
Hingga nanti waktu kan kisahkan,
dan kerumah mana,.
Aku akan pulang,.

Kuakui masih namamu,
yg kupinta dalam doa,.
Duduk menungguku,.
Didalam istananya,..

~ diary Udin

~ Besar dalam dada ~

Mengapa tak bisa kupilih,
Retak cinta yang menggoresku,
bila hati membahasnya,
maka kejap dukapun terbias lagi
dan tak sanggup aku menghapusnya,
biar sekedar kuusir bayangnya pergi

Makin hitamlah suara laguku,
tapi tetap kuteriak,
walau kutahu tak terdengar,
dimalam yang hingar,
dihidup yang makin hambar,
bosan ... memintanya dalam sunyi,
tapi tetap saja kuulangi

Mengapa tiada pilihan,
untuk pintaku,
dinasibku yang di kebiri,
tapi belum rela aku membencimu,
biarlah habis segala perih,
Seluas segara luka kau membakarnya,
namun masih besar muara dalam dada,
untuk aku memadamkannya

~ Agung Saripudin

Senin, 23 April 2012

Dengan Yang Kubisa


Kasihku …
Sekali lagi aku ingin merayu
Dengan apa yang kubisa
Bukan puisi …
Bukan kata yang kuatur tiap baitnya
Mengalir dari hati tanpa kupaksa
Dan Allah lancarkan
Kutulis tiap kalimatnya

Kasihku …
Ini bukan tentang mencintaimu
Tapi ada rindu yang mengintip dari sela hati
Allah arahkan tiap ceritanyua
Hingga masih padamu
Puisi ini tertepi

Bila menangis aku menangis
Bila tersenyum aku tersenyum
Bila jauh maka jauhlah
Bila dekat maka dekatlah
Aku ikhlas

~ Agung Saripudin

Bahana Penantian


Dinding ini makin tebal
Kala yakinku luruh,
Dihabisi musim perasaan
Suara harap makin sayup menjauh
Rinduku berguguran
Dibahana penantian

Yang tersisa tinggal cerita
Hanya obrolan tentang kisah hari lalu
Kadang tampak manis kukisahkan
Namun adakah yang tahu perasaanku
Dalam sendiri tirai sepiku terbuka
Tak kubantah, nama itu masih ada
Senyum nya terlekat dalam cetakan yang kuawetkan
Dan rinduku kembali berguguran
Di bahana penantian

~ Agung Saripudin

Biar kutahan


Kadang kutunggu kabarmu
Menyapaku diheningnya malam
Tiada gelisah sebab aku percaya
Kau kenang aku dalam senyuman
Titik rindu, yang belum sempat kau sampaikan

Didada ini ada dirimu
Tempat dimana biasa kau bersandar
Walau kini lekang karena cerita
Namun biar hati kukosongkan
Hingga tiba engkau pulang
Aku percaya …

Dan jujur aku menangis
Namun tiada sesal,
Kan kunanti masa menjemputmu
perih sejenak biar kutahan
Bukankah panjang gersang kan terlupa
Biar hanya terguyur hujan
Satu malam saja

Dan demimu aku takkan pernah tersenyum
Pada senja yang telah memisahkan kita
Sebelum ada pagi bersamamu
Aku percaya …

~ Agung Saripudin

Senja mimpi


Aku tengah bersembunyi
Dari sombongnya hasratku
Yang tak sanggup lagi menampung angan
Tentang kisah hari yang tak berisi
Percuma aku mau …
Percuma aku tahu …
Percuma jauh kuberharap
Yakinku dikikis barisan lembayung
Yang memenjaraku dalam heningnya senja

Cintaku …
Bila kerinduan ini menyiksa
Dilubuk hati mana, aku bisa bersembunyi
Aku bugil tanpa pelindung
Terombang tanpa kemudi
Ingin yang selalu tak mungkin
Cinta yang kukalungkan kini menggantungku
Ditiang mimpi

~ Agung Saripudin

Abadi Dalam Puisi


Mereka bilang dalam hati ada batasan
Tapi tidak bagi hatiku
Dalam sabar aku mencintai
Dalam sabar biar kuseka patah hatiku
Yang tak pernah lepas dari airmata
Namun selalu kupercaya
Tuhan tak pernah salah
Menjatuhkan rasa cinta

Bacalah puisiku walau tak bisa kau jual
Banggalah ditengah lelahmu
Sebab aku mengingat, biar kau tak melihat
Jangan merasa kecil sebab bagiku kau mutiara
Untukmu dengan hati kurangkai kata
Mungkin tak kenyangkan perutmu
Namun dengan batin, semoga kau terima

Dan kelak tak ada lagi kata
Tak ada lagi aku
Namun kisah cantikmu takkan menua
Kuikat dalam puisiku

~ Agung Saripudin

Aku ada


Batasan rupa mungkin tak kau lihat
Namun aku percaya, aku selalu di hatimu
Rasa yang tak terbilang, hingga terbawa musim-musim
Kadang terbenam di pancaroba
Namun kau pasti tahu
Aku ada …

Melebur dengan semua yang diyakini
Sebagaimana mimpimu menyatu didiriku
Dalam ada dan tiada kita ada
Hingga rindu menembus batas kemauan
Terwujud tanpa dipikirkan
Keajaiban hingga hari berdiri

Dan ini aku …
Penuh untukmu
Sebatas majas dan lagu
Syair tanpa judul
Aku cerita yang kau baca

Wajah dalam kabut
Bayang dibalik jendela
Namun kutahu kau pasti merasa
Aku ada … aku ada

~ Agung Saripudin

Bertanya pada bintang


Aku hanya bertanya pada bintang
Yang membuatku terjaga
Seolah tak mau melihatku beristirahat
Kau harap aku terus melihatmu
Sampai mata ini kesakitan
Sebab selamanya aku kan menangis
Ratapi ketidak berdayaanku
Untuk meraih sinarmu

Aku hanya bertanya pada bintang
Mengapa aku selalu kagumi indah sinarmu
Padahal selamanya kau tak bisa kumiliki
Namun kau bersinar dengan angkuh
Dan aku akan terus memandangmu
Selagi aku di dunia

Sampai leherku patah
Sampai aku menyerah
Sampai turun anugrah
Walau aku hanya sampah
Dan semua pancaran sinar angkuhmu
Membuat aku makin rendah

~ Agung Saripudin

Kulewati Dengan Duka


Setapak lagi
Yang kulewati dengan duka
Memaksaku memandang kebelakang
Membuat langkahku makin berat
Ingin kususuri mungkinkah
Bila menopang pada luka hati

Aku tersudut disini
Mencari tiap tapak yang kutanggalkan
Tertinggal di hari lalu
Dan tak mungkin kukembalikan
Biarpun aku mahu

Setapak lagi, tak terasa disini
Disudut putus asa
Berlari dalam renungan
Resapi berkali patah hati
Bercermin pada comberan

~ Agung Saripudin

Surat Kecil Untuk Kekasihku


Kekasihku …
Ada kalanya kau merasa sunyi
Namun percayalah dalam sepimu
Aku tengah berdoa
Jangan ada perih sebab untukku kau berharga
Simpan airmatamu untuk esok
Saat kau bahagia

Kekasihku …
Bila kau bermimpi yakinlah itu ada
Dan saat jadi nyata, kelak kita lupa pernah meminta
Bersyukurlah …
Jangan ragu bermimpi lagi
Allah Maha Sayang, Maha Mengabulkan

Kekasihku …
Bila kau merasa tak dicintai
Aku selalu mencintaimu
Ini hanya cinta kecil dari cinta Nya Yang Maha Besar
Bila aku bisa meninggalkanmu
Semua bisa meninggalkanmu
Tapi Allah takkan pernah meninggalkanmu

Kekasihku …
Waktu kita sungguh singkat
Namun detik berarti
Bila dihiasi dengan cerita keikhlasan
Kita sepasang kekasih yang belum ditemukan
Namun telah dipisahkan

Ada kalanya kata-katapun pergi
Seperti adanya aku yang tak lama
Mungkin juga tak berarti
Bila kau rindu buang saja kalau hanya menyakiti
Dan bila kau kan menangis
Semoga bisa kau temukan senyumku
Dalam tiap bait puisi

Tersenyumlah kekasihku
Aku tahu kau cantik
Bila kau tersenyum
Walau aku tak melihatnya

Surat Kecil Untuk Kekasihku

~ Agung Saripudin

Biar Bukan Puisi


Untukmu kusederhanakan kata
Sesederhana aku mencintaimu
Tak kusepertikan kau dengan indahnya musim-musim
Tak kuganti namamu dengan bunga
Atau gugusan bintang-bintang
Sebab yang kutahu
Indah itu dirimu

Untukmu kusederhanakan kata
Sesederhana aku mencintaimu
Bukan goresan majas atau syair orang dulu
Sebab saat bersamamu
Kita tengah goreskan hari-hari
Yang lebih indah dari puisi

Untukmu kusederhanakan kata
Tak serumit syair, semoga kau mengerti
Biar bukan puisi

~ Agung Saripudin

Minggu, 22 April 2012

Aku Juga Ingin

Aku juga ingin
Dalam hitam jadi cahaya
Bukan gelap yang hidup tanpa lentera
Hingga tiap asa kubagikan
Dihadiahi sejuk senyuman
Itu surgaku disini

Aku juga ingin
Menjadi biasa karena aku punya
Hingga terpenuhi apa yang kau hauskan
Deras mengucur tiap mimpi malam dan pagi terjadi
Tak perlu tiap hasrat kuangankan

Aku juga ingin
Tak perlu tinggi, tak perlu dilebihi
Pernahkah tersadarkan
Kalau akupun bisa bersedih
Seperti aku percaya
Tak ada pipi yang tak pernah basah
Karena airmata

~ Agung Saripudin

Sekadar ingin kau tahu


Mencarimu takkan habis
Seperti disini, perih yang tak pernah terpuaskan
Mungkin sama dalam tiap jaman
Kisah hati yang jatuh cinta
Rindu yang tak terakhiri
Ingin merengkuhnya
Tapi tiada juga bisa

Kadang ingin kutanyakan
Puaskah denganku berbagi
Hingga kau rasa dihati
Kuberi puisi takut kau bosan
Sekadar ingin kau tahu
Ini yang kurasakan

Banyak syair kau terima
Namun sungguh lebih banyak lagi didada
Puisi tentang kau dan cinta
Yang mungkin
Takkan pernah engkau baca

~ Agung Saripudin

Berapa jauh lagi


Bergegaslah udara
Terbangkan anganku kemari
Dibawah selimut meraba mata
Kadang pikir terlontar ke jendela

Aku dipojok penantian
Dibawah sini kadang bergumam
Menyeka airmata hari-hari
Basuh luka yang tak kutahu
Tapi kurasakan selalu

Ratapi bintang, disini tak berarti
Berharap perihnya kan mereda
Kira-kira kelangit berapa jauh lagi
Ingin rasanya sampai, biar segera

~ Agung Saripudin

Manusia Biasa


Mengapa masih saja ada
Alam harap yang membuat mata hati buta
Padahal ingin telah kubuang jauh
Saat kutahu detik berat
Bila dengan nafsu

Tak kutampik aku iri pada dunia
Tak munafik kadang pula aku dengki
Perih hati iris keyakinan
Jangkar yang kusauhkan perlahan berkarat
Kini terombang dalam badai

Detik kuhabiskan dalam tangis
Hingga gelap jadi cita-cita
Matahari tak pernah tersenyum
Dan sungguh setanpun tertawa
Saat risau hati kian meninggi

Aku manusia biasa
Gemetar bila aku jahat
Jumawa bila aku baik
Resah bila salah
Merasa besar bila aku benar
Kadang mengerti
Namun sulit belajar percaya
Aku … manusia biasa

~ Agung Saripudin

Hati yang ingin


Hujan …
Hanya rincik malam ini
Makin dalam menyapa sepi
Larut dalam selimut
Khayalkan tentang dia
Benarkah itu ada

Kadang aku cemburu
Iri pada hari-hari
Adakah yang tengah menunggu
Tersipu manis, berdoa dan menanti
Kisah dalam dongeng

Hujan …
Sebentar saja hentikan rintikmu
Biar tak gaduh, terdengar kubicara
Tentang riuhnya hati yang ingin
Perihnya sepi

~ Agung Saripudin

Muara sunyi


Pernahkah kau membaca
Dalamnya palung perasaan
Yang tampak dimataku
Muara kesunyian
Kualirkan dalam mimpi-mimpi panjang
Hingga hampir buta
Di separuh jalan yang pernah terlewati

Dalam hati samudra gelisah
Telah kucuri kepedihan
Yang kubingkai dalam senyumanku
Kisah air mata
Yang bersembunyi dimata air

Namun kadang ia tersembur
Membanjiri heningnya halaman jiwa
Tenggelamkan sebuah nama
Yang parasnya …
Masih kupinta dalam doa

~ Agung Saripudin

Sebentar lagi karam


Hari-hari hanya berisi tentangnya
Disela hening, yang separuhnya menyiksa
Kupikirkan tak ada yang terpikir
Hanya sederetan nama-nama

Kuendapkan dalam dada
Namun perih yang tertimbul
Kepermukaan jiwa
Dalam biduk yang diombang
Hampir rapuh …
Biar tiada badai
Tak lama lagi karam
Tenggelam di palung sunyi

~ Agung Saripudin

Bila Kau Baca


Kau tengah membaca
Hayati ini dalam hening
Maka hela nafasmu sebab aku bersandar
Pada apa yang kau percaya
Hingga disela detik kukaitkan
Disitu ada wajahku

Kau tengah membaca
Syair tak indah
Bait ini airmata
Bukan gagasan yang kutuliskan
Ini luka yang bernyanyi

Mata untuk matamu maka bacalah
Hati untuk hatimu maka rasakanlah
Syair tak henti disini
Lukiskan luka
Masih banyak lagi puisi
Bila kau membaca

~ Agung Saripudin

Catatan Penyair


Sungguh tersiksa jiwa penyair
Terbaca dari catatannya
Membaca Matahari
Membaca jalan-jalan
Mengindahkan duka cinta
Kemudian pergi dan berkata
“ disini telah terasa kelam “

Catatan penyair
Dilagukan dalam kehidupan
Mengabadikan kisah
Namun tiada dihargai
Dan bukan puji yang kami harapkan
Hanya sebatas pengertian
Akan setitik perasaan

Catatan penyair
Bacalah bila masih bisa kau baca
Sebelum kami pergi
Namun puisi kami
Takkan pernah mati

~ Agung Saripudin

Kunyanyikan lagu


Untukmu kunyanyikan lagu
Ditengah hening tanpa irama
Tiada suara yang kau dengar
Namun hati ini bernyanyi

Kutitipkan pada udara
Sebait syair kisah cinta
Tentang kerinduan hati
Wajahmu masih mengait dalam mimpi
Sungguh ingin merengkuhmu
Mencumbumu dalam nyata
Hingga tampak kau bahagia

Untukmu kunyanyikan lagu
Dibawah bayang rembulan
Yang juga tengah bernyanyi
Tak bergeming ditengah ribuan bintang
Dia setia …
Hingga hilang dalam terang
Menunggu Matahari

~ Agung Saripudin

Karena kamu


Kusentuh hatimu dengan puisi
Bukan kisah tentang luas lautan
Atau muara yang tak pernah kukunjungi
Tak perlu dengan bunga kau kuibaratkan
Yang kutahu …
Aku mencintaimu

Tenggelam karena namamu yang seindah namamu
Matamu indah karena itu matamu
Dihati berjuta perasaan
Yang tak pernah cukup
Dengan ribuan musim kuibaratkan

Dan aku mencintaimu
Karena kamu …
Itu kamu

~ Agung Saripudin


Ujung pelangi


Adakah kebaikan yang mestinya aku tahan
Sementara kuakui aku buta tentang dunia
Masih tertatih …
Masih menopang pada bayang Matahari
Tempat pulang yang tak kutahu
Di ujung pelangi
Sesekali kukunjungi dalam mimpi

Perasaanku seakan tak berharga
Kuyakini cinta
Namun benarkah aku tahu apa itu cinta
Bahana hati yang jadi puisi
Sementara dibatas senja
Aku belum jadi manusia

~ Agung Saripudin

Sabtu, 21 April 2012

~ Majas Basi ~


Adakah kau rasa,
sama merindu seperti didadaku,
namun kudiam,.
Berharap pinta dimengerti,
namun nyata yg tak mau tau,.
Cinta bersuara,.
Namun saat kubertanya,.
Tapi selalu tak terdengar..

Adakah sama,
bila kuingat, kaupun terkejut,
seperti satu tali,.
Kugetarkan disini dan kau rasa dalam hati,
bila kukatakan hanya tenggelamkan perasaan,
maka kubuka sumbat pinta hati,
peduli perih,.
Dan cinta ...
Cukup jadi puisi ...

Dan kutahu,
Rindu ini majas basi

~ Agung Saripudin

~ Setengah tidur ~


Nada hati masih melantun merdu,
tentangmu, yg terlekat dalam dada,
disetengah tidurku rindumu menghakimi,
disetengah tidurku,.
Mencari separuh bayang harap,
yang dulu kau curi,

mesti kukatakan pada siapa genap perasaan,
sebab tak berani,.
Rasa ini kutanyakan,
sekedar bisu lamunanku,
dan tentang cinta,
aku selalu tak berdaya

Putri ...
Lentera mataku hampir padam,
namun makin jelaslah kau tampaknya,
rasanya ingin mencuri kecup keningmu,
kemudian malu ...
Pura-pura kupejamkan mata,
saat perlahan kau terjaga ...

Ah ... Bahagia sederhana,
tapi ku tak punya

~ Agung Saripudin

>> Pipit 210312


Suapi aku lagi,
aku masih ingin hidup,
dalam jengah aku bercerita,
tentang duduk hidupku yg masih kerdil,
Berteriak bisu ditepi senja,
yang perlahan turun memerah,
telah terlalui hari ini ...
Namun kurasa sia-sia

ada cinta ...
Namun kosong dalam laci,
hingga wajah cinta kecut padaku,
dengan tatap kesal mengenalku disimpang cinta,
ingin kumaki,.
Namun aku sendiri yg membuat segala rasa hampa,

Suapi aku lagi,.
Hidup mulukku,.
Perlahan merubahku,
gerogoti keping cita-cita,.
Kikis hasrat-hasrat cinta,
bahkan pada hatiku sendiri aku tak percaya,
telah luruhlah pembelaan,
dan aku,. Batin yg dijeruji

ada cinta .,
namun hidup tak mencintaiku,
hingga rindu bergegas menjauhi,
buang segala perasaan,
terbuang ... Lantak Dikalahkan

dan aku ...
Seperti pipit dikurungan,
semua mendengar suaraku,
nikmati ku bernyanyi,
tapi tak ada yg menyelamatkan ku,.
Pipit kecil ...
Adakah yg mau membeli !!

~ diary Udin

¤ Naskah Republik ¤


sang Jendral baru beranjak dari kursi,
terdengar tabuh bertalu,
berteriak ditelinga,
dan tanah mana,
yang awal hendak dibabatnya,
nada pinggir yg terpikir,
bukan serdadu yang arahkan peluru,
disetengah berdiri,.
Tak hindari acung laras panjang,
yang arah tepat dikening,
namun balik bicara dengan gagahnya
" kaki mana yg tak getar, apa mau kau bunuh rajamu, aku baru saja dilahirkan "

terdiamlah kecut serdadu khianat,
jiwa prajurit masih kuat terlekat,
bungkuk memalu, terbayang besar bangsa dipunggung,
dan dipundak sang jendral ia percaya,
maju digaris depan,.
Untuk prasasti kebesaran hari nanti,
bukan malu segala kisah lalu istana berai,.
Yang jadi kerdil,. Ditunjuk hidung panjang,.
Dengan warna mata,
yang jelas beda..
Bosanlah jadi pencuri,.
Demi makan padahal ditanah sendiri,.
Baiklah rela tempur, hingga merah segala kucur
daripada menguzur dalam sia,

~a11ô1s~

~ Sampai Sejauh ini ~


Tahukah kau bila malam tiba,
separuh jiwamu ada disini,
saat sepi, saat aku merasa sunyi,
terus temaniku dalam gubahanku
sesaat aku bisa tertawa
walau kemudian aku murung lagi

Tahukah kau,
disaat kau rindukan cintamu petang hari,
disini aku memilihmu,
walau mungkin cinta itu tak kau rasa
tapi Tuhan tak pernah salah
menjatuhkan rasa cinta,

dan padamu cinta jatuhkan pilihannya,
sedang cinta dalam hatimu bukan aku yg meminta,
aku hanya memilih tuk bermimpi,
aku hanya ikuti rasa ini,
sedang aku tak pernah bercita-cita,
tuk cintai kau sampai sejauh ini

~ Agung Saripudin

Senin, 09 April 2012

>> Lukisan 271211


kadang aku bingung dlm rindu,
Mengingatmu sendiri,
hanya kamar sepi dibalut hujan disini,.
disinggah angan ada yg datang,
dan jelas itu wajahmu..
Bila rindu ... aku setengah gila,.
Dan bila tak Gila,. Itu bukan cinta,.
Merasakan sendiri,. Bertanya sendiri,
jawab sendiri.. Kalo salah?
Ya Salah sendiri,.. Haha..
Anehh ya cinta,.

Ada gambarmu disini,
asli.. Seperti kau tersenyum,
Lukisanmu menyapa,
Kubernyanyi...
Malah samar kudengar kau bicara..
Kalah nada gitar,.
Dengan suaramu dalam hati,.
Aku sungguh rindu,.
Dan biar kubicara pada Lukisan mu,

Ada yg kau bawa
dalam tatapmu yg selalu saja membuat aku diam,
Walau hanya bicara pada lukisan
namun dalam hati aku tau,
kau juga merasakan

Senyum yang cantik
Namun kusadari
bila dekat kau lebih cantik lagi
ada yang tersembunyi dibalik tatapmu
dan kutahu itu cinta

Lukisan ...
kau wakilkan rindunya
namun tak lama
aku segera merindunya lagi
nyata dalam kecupan
biar cemberut namun kau selalu cantik

Lukisan ...
Ingin rasanya kugoreskan tiap sudut yg salah
sebab kumenggambar dengan hati,
kuyakin kau lebih cantik lagi,
tapi aku sedih ...
Sebab aku tak berilmu,
sekedar untuk melukis
satu simpul senyummu

~ Agung Saripudin

~ Ini Dosaku ~


Tidurlah sayang, jangan lukai aku,
dengan mencoba lebih lelah lagi,
Sebab sakitmu dosa bila kau tak kujaga,
Dan sungguh aku begitu berdosa,
bila kau tersakiti,

Telah lama aku digunjing mentari,
Sebab aku berlindung pada kekuranganku
Sementara kau dibawah teriknya,

aku bersalah kekasihku,
hingga bunga pagipun tak menyapa,
Kau pengisi detik hariku,
yang mestinya aku jaga

Tidurlah sayang, jangan lukai aku,
dengan mencoba lebih lelah lagi,
dadaku masih jauh dari sandaranmu,
aku tau mestinya dada ini tempat kau menangis,
namun biar kukosongkan,
hingga tiba aku pulang,

Tidurlah sayang, jangan lukai aku,
dengan mencoba lebih lelah lagi,
aku percaya Tuhan menghitung tiap beban dan lelahmu,
jadi titik gumpal dosaku,.
Hingga lelahmu menamparku disini,
agar cepat pulang kuberlari

Tidurlah sayang, redakan bebanmu,
jangan kau paksa lebih lelah lagi,.
Lakukan sekedar yg kita bisa,
Sisanya, Pasti Tuhan memudahkannya,

Lahaola wala kuwata illa bilahi ...

~ Agung Saripudin

~ Magrib di kotamu ~


Sekali lagi dibatas senja,
ingin kucuri bayang wajahmu,
sebentar lagi malam ...
sebentar lagi merindumu dlm sepi,
lembayung pun ditikam gerimis,
seakan tiada hangat lagi dikota ini

Kekasih ...
Bagaimana kabarmu,
disini telah bersahutan gema adzan,
tutupi gemuruh dan hujan,
sebentar lagi kusuapi batinku dlm doa,
dan bila nanti magrib tiba di kotamu,
doaku tentang rindu,
semoga juga sampai,.

Hingga nanti kita sama bersujud,
di masjid yg sama..
Saat Magrib di Kutaraja

Tuhan ...
Cinta kecil kami,.
Dalam besarnya cinta Mu

amin

~ Kapoekan


Asa waas ...
Sesa hate harita,
miang kana dampal carita,
cimata manggih layana,
beurat ku duriat,
nu moal kapiboga,

irup ukur lilin na poe,
kalabatan kasiksa hate nu piatu,
kapoekan rarasaan ...
Bingah nukamari,
ayeuna ukur tunggul kanyeuri,

kapoekan rarasaan ...
Sesa harita ayeuna tinggal waasna,
teu pira impi cinta nepi ka aki nini,
pas prakna ...
Eleh ku migahna dunia kiwari

tresna hate nu hibar..
Paeh ...
Kajugjug saacan mekar..

>> Istana 281211


Majas-majas gila hantui kepalaku,
hingga kadang hari lupa kutuliskan,
kini kembali dalam istana,
tempat dimana segalanya kuawali,
kisah kerajaanku ...

Tak ada taman-taman bunga,
yang terakhir menguncup pun lupa kusirami,
hingga gugur sebelum mekar,
kini istanaku, tampak tak indah lagi,

Ada kisah jingga di aula,
Teratai yg pernah merambat, dimekarkan waktu..
kini liar satu-satu..
Panjangkan diri karena tak terairi,
tumbuh disini, berarti mereka mati,

Ada kisah cinta dihalamannya,
mawar putih berduri,
tapi dia masih mekar dalam badai,
namun sumur dihalaman telah kering,
hingga baris bunga kuliat sedih,
menangis walau tampak manis,
berharap dengan airmata,
akan jadi mata air,

Ada kisah bulan dilangitnya,
Yg malah menghitam,. Bulat, tak pernah sabit lagi,.
Bicarakan waktu yg mustahil dilawannya,
seakan malas benderang..
Dalam sunyi menunggu takdirnya,
yg tak lama, hilang dalam terang,

istanaku ...
Kini hening, jauh dari rindu,
aku baginda yg kalah,
hampir meredup mata,.
Kututup sisi sepi,.
Kubuka mata lagi,.
Istanaku...
Hanya kasur dan lemari ...
Juga sedikit prasasti,
yg kupahat dalam dinding,.
Tentang aku ...
Raja yg sendiri ...

~ diary Udin

Maaf


Jujur aku tak sanggup melangkah dengan hati yang patah,,
serapat apa kusembunyikan luka,
tetap saja terlihat dalam uraian airmata,
mungkin memang gagal saatku mengabaikan asa yg ada,
namun bukan karena aku tak ingin mereka bangga,
jauh tersimpan sejuta rasa ingin banggakan mereka,
namun belum saatnya tiba..
MAAF,
hanya ini kata yg mampu terucap detik ini, mungkin besok lain lagi...

^MawarPutih^

Harap


Ijinkan aku sejenak saja tuk terlelap dalam dekapan manja sang malam,
biarkan aku rebahkan sesaat tubuh lusuhku dipembaringan waktu,
Bukan untuk menikmati indahnya sunyi,
hanya ingin sekedar rasakan manisnya mimpi..
Aku rasakan dingin yang harusnya belum kurasa,
aku hempaskan lelah yang harusnya belum kulepas,
Tapi disini keterbatasanku mengaung dalam jeritnya,
aku ingin sedikit saja ruang untuk bernafas lega,
dan lupakan sejenak apasaja yang mengganjal jiwa..
Tuhan.. aku meminta,
ambil sedikit sakit ini agar tak mengganggu rasa,
buang sedikit sesal ini agar tak menakuti masa,
dan beri aku sebanyaknya cinta........

^MawarPutih^

‎>> Hingga Kubeli 090312


Ok ... Kuikuti permainan,
walau jengah terlambat,
hingga kini hitamlah segala budi,
yang terkapar hina dan caci,
dan rugi bila kupilih mati,.
Kuharap yg buatku Kapar panjang umur,
dan bukan tuk melihatku hancur,.
Tapi ini kuberdiri

Dan tentang tuan2 mereka,
tanyakanlah kepada tanah,
kepala yg pernah dihormati,
kini bersisa tulang yg dikerati,
dan aku belumlah bodoh,.
Dan takkan kutadahkan tangan,
kecuali pada Tuhanku ya Rahim,

aku yg terlelap dalam muak ...
Bukan tak ikhlas akan garisan,
namun bodoh ilmuku masih tau kalau sekedar untuk hakku,
manusia mana yg tak ingin bahagia,
dan aku masihlah jauh dari sabar,
sementara nelangsapun tak sabar menuntutku,.
maka jangan salahkan,
aku diam , kesakitan, dan akhirnya melawan

dan jangan tanya tentang cinta,
urusan tiap hati, mengapa aku mesti peduli,.
Yang kutahu hasratku terkait di angan,
tak kucicip, biar kedar kujilati,.
Sehitamnya aku, tapi tak bertopeng,
Seburuknya aku,. Aku masih tau hari jujur,
dan diam disini menyedihkan,
hanya cita-cita yg buatku bertahan,
sedikit lagi keping hari kupunguti,
hingga mulut penghina,
sanggup aku beli

~ diary Udin

~ Tak beruntung ~


Sekali lagi kau singgah dimimpiku,
lalu mengapa kau hanya sekedar singgah,
tak inginkah rumah ini lagi kau masuki,
walau sedikit kusuguh,
namun semoga cukupi segala yg kau butuh,

Selalu kucari rumah pulangku,
dan selalu kuharap,.
Manis cintamu yg menampungnya,
kusadari keping kurang dari ragaku,
kuakui biduk compang penghantarku,
akupun ingin lebih dari ini,.
Dan mungkin kau terlalu sempurna,
bila untuk aku,
Laki-laki yg tak beruntung,

sekali lagi kau singgah,.
Jadi Ratu singgasana lamunanku,.
inginnya ku bicara dan merantaimu dihariku,
namun aku sendiri dalam jeruji,.
Lalu bagaimana aku menyelamatkanmu,
dan kau ... Dan kau ...
Terlalu indah untuk hatiku,
laki-laki hampa hari,

maka kutekan lagi didada,
hasrat cinta lampau jauh untuk aku yg jelata,
merindupun hanya menyiksa malam-malam,
dan aku tau ... Dan aku tau ...
Gubukku suram untuk hati sang putri,
mimpi malam ini jadi istana,
dan lagi rinduku kalut mengapung,
untuk aku,
laki-laki yg tak beruntung

~ Agung Saripudin

Minggu, 08 April 2012

~ Pelangi dalam badai ~


Kekasihku..
Bilakah dalam hujan kau kan datang,
kembalikan hati yg kau curi,
hingga tak dingin,
hingga resah tak ingin,
kecup yg kini kurindu,
kutitipkan pada senja,
semoga disampaikan,
dalam benam nya mentari,

Kau masih manis termangu,
dalam bayangan, mengajakku berdansa,
sore ini masih bukan milik kita,
namun tersenyumlah,
biar disini aku rasa....

Tatap terbenamnya mentari,
ini mentari yg sama,
juga terbit dikotamu..
Sampaikan padanya padaku kau juga rindu,
percayalah ...
Akupun kan tersenyum..
Biar tak manis,

Hujan telah mencuri matahari,
dan Tuhan tak janjikan langit selalu biru,
namun percayalah selalu ada pelangi,
dalam tiap badai,

~ Agung Saripudin

~ Girimis kasorenakeun ~


Mapay jalan carita,
kasiksa pipikir nu teu ngedal kana basa,
teu karasa rek pimeuting,
angin ngageuter beuki napak ka halimpu,
harap na mega tuluy nyaangan beurang,
prakna girimis kasorenakeun,

asa karek bieu anjeun ngeclak na hate,
baris gumeulis napikir kabayang keneh,
ibun nu amis isuk-isuk,
beurang caang na carita,
tapi kanyataana..
girimis kasorenakeun,

sesa cipanon..
Bae nyiar nu kaliwat,.
Kicep anjeun anggeur nu panggeulis,.
Bati tere dina hate,
anu pernah aya tapak salira,
Disimpeun ...
Diragap na impenan,
dikait kudoa pamenta,
Jadi pamanis yuswa abdi

~ Agung Saripudin

~ Gerimis jelang senja ~


inilah kisah cerita,
tentang angan yg tak bisa berbahasa,
tak terasa malam hari,
angin makin mengalun sunyi,
berharap langit cerah selamanya,
namun nyatanya,
gerimis menjelang senja,

seakan dihati baru tadi kau datang ,
wajah yg cantik, masih jelas kan terbayang,
embun manis pagi hari,
berjalan dalam siang yg terang,
namun perih gerimis,
saat senja menjelang,

sisa airmata..
Biar mengguyur kisah lalu,
tatapmu, tetaplah yg tercantik,
biar kini tiri dalam hati,
yg pernah ditapaki jejakmu,
kan kusimpan,.
Kutemui kau dalam impian,
kan kupinta dalam tiap harapan,
kau pemanis, kisah usiaku yg berjalan,

~ Agung Saripudin

>> Bunga 291211


carilah bunga penuh duri,
pertanda dia masih asli,
merambat dengan keanggunan,
biar ditebing paling tinggi,
panjatlah... Itu baru laki-laki

apa enaknya mengambil bunga yg tergolek,
biar masih indah,.
Tapi siapa tau ada pemiliknya,
seandainya itu milikmu,
apa enak, bila ada yg mencuri,
jauhari kau petik, kau pangkas dalam gulma dan duri,.
Tiba2 dia hilang saat akan dibibitkan..
Dan demi Tuhan..
Takkan ada pecundang yg pernah tenang,.
Tak ada pencuri yg bisa berdamai dgn hatinya sendiri,
dia pencuri tak tau pedihnya perjuangan,
takkan menghargai indah yg diambilnya,..
Setelah puas dibuang,.
Lalu mencuri lagi...
Pertanda kelemahan...
Hanya disesatkan lapar dan nafsunya,
sungguh akan menderita bungamu,
bila tak kau jaga,

Bunga plastik..
Apa yg kau dapat dari itu,.
Hanya wangi yg disemprotkan...
Indah,. Juga mahal kau beli,
tapi bisakah jadi taman,
yang hiasi halamanmu,.
Sebab semuanya palsu..
Indah kau tatap..
Hanya penghias etalase,
tak tumbuh ditamanmu,

Bunga bangke.. Apa ini.. !!
Ahh gelapp... Bauu..
Menclok dimana aja,.
Liar.. Tak sopan...
Yg hinggap pun lalat kumbang kotoran..

Hahh ... Cape dehh,

Bunga,.
Cari yg asli, biar ditebing paling tinggi,
susahnya paling terpeleset jatuh dan mati,
tapi itu baru laki-laki,.

~ diary Udin

>> Kecoa 301211


Pagi ini ada yang mati,
kecoa dalam gelas kopi,
sudah kubilang kau jangan serakah,
padahal bilang saja,
nanti juga aku beri,
bawa sekalian keluargamu,
tapi makan yang rapi,
biar tak jadi jijik seisi Rumah ini,

Semalam ada yang mati,
apa kau kenal ?
Kecoa yg kujepit dipintu lemari,
kali aja itu saudaramu,.
Maaf ya,. Aku tak tau..
Tapi kalian sekarang enak,
tak perlu lagi takut mati,
karena sudah mati...
Takut apa lagi,

Kecoa...
Lucu ya kalo bisa bicara,
pagi-pagi sudah kukejar,
kubawa sapu lidi,.
Terus kau cepat berlari,.
Kupukul ... Prakk....
Kau menjerit pergi...
Aduw... Aduw... Aduw... Ampuuun... Sialan,.Aduw...

Hahaha...
Kecoa... Makasih ya,
pagi-pagi kau buat aku tertawa sendiri,.
Gila ...

~ diary Udin

~ Renungan Republik Uyeeh ~


"din, ngapaen lu, dagang malah ngelamun aje, tu ade yg beli, pegi lagi dah.. " kate kong Rt

"hehee, iye kong,. Udin lagi fokus liatin macet, udeh sumpek jalan, mo tahun baru, kapaaan ya, udin punya mobil, ikut macetin jalan, " kate udin

"iahh, pagi-pagi udah ngelamun, kerja dulu lu yg bener, kita orang muslim,.Kaga boleh panjang angan-angan,.Kata nabi kite juga apa,.Yg paling jauh itu angan, yg paling deket itu mati, yg paling mudah itu dose, yg paling susah itu sabar" kate kong Rt

"sadis amat si kong, pagi-pagi udeh nyuruh udin mati, emang kaga boleh udin ngehayal jadi orang kaya,.Jadi orang miskin ngomong salaaah mulu,. Hari libur, orang laen plesiran, yee udin dagang aje dapet usiran " kate udin,

"bukan geto din, lu sensitif amat sih, maksudnye, lu nikmatin aje, kerja yg bener, kaya itu bukan dilamunin, tapi diusahain. " kate kong Rt

"ya iia lah, orang miskin kayak udin sensi kong, ada yg nasehatin kayak dihina,. Coba kong rt kaya udin, same aje, gelaaap kong " kate udin mareh

"yah terserah lu din, emang yang suseh itu sabar, bener kata sahabat nabi yg doanya indah banget " ya Allah, jadikanlah aku ridho akan Qada dan Qadar ku, agar aku tahu, setiap yg untukku pastilah untukku, dan yg bukan untukku takkan pernah menimpaku "

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami." (QS. At-Taubah: 51)

"Tiada suatu bencana yang menimpa dibumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya." (QS. Al-Hadîd: 22)

hmmhh,. Ya udeh,. Maaf ye Warge kalo ade salah-salah kata, Jumatan dulu noh buat yg ngelaksanain,

wassalam

~ Ketua Rt Republik Uyeeh

Belum Sempat Mulai


Bukan ingin lari dari hari,
hanya merasa tak mampu kaki berdiri..
ingin ku akui luka hati namun kelu bibir tak mengijini...
sampai kapan yg tertunda mampu terpenjara disini,
tempat yg ini bukan lg untuk ingin yg terbuang janji,
tempat disini hanya untuk mimpi yg ingin diraih..

Satu harap dalam hati untuk bisa memiliki,
walau mungkin harus lalui jerat sunyi yg juga enggan pergi..
bukan ku takut untuk bermimpi,
namun mimpi bagiku telah usai begitu dini sebelum sempat kumulai...

^MawarPutih^

Aku


Sungguh Bukan ku ingin menabur benih kerinduan yg terpendam,
Namun hasrat membeku dalam kabut yg panjang,
pernah pula ingin kulepaskan jeratannya,
namun sungguh begitu kuat ku dihempaskan..

Berjalan pada satu arah yang mungkin bukan inginku,
mendaki pada lereng yg mungkin hampir menyesatkanku,
pernah aku terdiam dan termangu menanti harapan kosong dari janji sang pemimpi hari,
namun tak jua kutemui maknanya janji,
hanya kudapatkan sepi..

Aku kini bersandar pada kebencian hati,
bukan karena iri pada hari,
melainkan muak pada mimpi..
Beri aku sejuta janji,
harapkan aku menjadi pribadi,
namun tersungkur pada benci...

Dan aku adalah aku,
aku yang selalu jadi aku,
aku yang tetap bertemankan aku...
Hanya aku, aku, dan aku....

^MawarPutih^

~ Belum Kau Sirami ~


Dari mana harus kumulai,
bahana bahasa, yg terendap didadaku,
Tatapmu membuat aku diam,
kuliat matamu begitu beratnya,.
Hingga berkaca,.
Tapi aku tak bercermin,

Aku tau kau benci hari-hari,
karena aku diikat detik-detik yg menghakimi,
Sejuta tangan menahanku berlari,.
Separuh jiwa ingin memelukmu,
tapi aku tak bisa,

Kekasihku...
Dimusim mana, cerah wajahmu kan merona,
sementara bunga disini hampir layu,
tak sempat kau sirami,.
Apa lagi ini ...
Mawar Putihmu...

Kekasihku...
Kiasan bahasa, hanya membuat aku makin perih lagi,
sementara duri dihatimu masih kau bawa,
hingga detik hatimu,.
Dalam sunyi.. . Dalam luka..

Dimana harus kuawali,
langit masih jauh tuk kukecup,
setidaknya bawa bayang bibirmu yg tersenyum,.
Aku ingin menyentuhnya,.

Kekasihku ...
Ingin bergegas ada musim,
yg hantarkanmu ke dadaku

~ Agung Saripudin

~ Tak Kulanjutkan ~


Sungguh aku sedih,
Senyumpun tiada menahan,
biar pipi tersungging,
Namun pikir kian resah,

Aku ada diantara tiada,
Degup waktuku diam padahal detik berdetak,
Entah apa yg menahan ...
namun jiwa telah bosan,
Berkutat dengan kesalahan,

Sungguh aku sedih,
Riuhpun lirih memaki hari-hari,
Tentang jiwa yg bingung,
Tentang pikir yg telah lama mematung,
Entah bagian mana,
yang mesti kupahat lagi,

Sungguh aku sedih,
Dalam hujan yang belum juga usai,
Sebagaimana ingin kucatat indah,
Namun tiap kata tak jadi Puisi,
Dan bila Syair kulanjutkan,
Hanya akan penuh maki,
akan hari-hari

~ Agung Saripudin

>> Mungkin 301211


sisi nyataku bersembunyi lagi,
jauh ditengah goa dalam otak,
sengaja biar gelap kan meredup,
Sekarang turn on khayalanku,
biar dia tinggi bermimpi,
kututup wajahku dgn bantal,
agar anganku tak lepas kejauhan..
Dan masih ada didalam kepala,
Tak pergi kemana-mana,.

Rasanya Begitu banyak batasan,
bagi orang sepertiku,
tak boleh banyak alasan,
bermimpipun mahal,
berharap ga boleh ga da modal,
hari esok penuh ketidak pastian,.
Kayak judi, semua serba kemungkinan,

tapi kalo begitu..
Maka tak seharusnya pula aku resah,
seandainya hidup tak pasti,
berarti tak pasti juga aku bakalan susah,
tak pasti juga esok penuh derita,
bukan kah hidup itu kemungkinan,
berarti aku jadi apapun mungkin..
Pikirin mungkinnya yg bagus2 aja,. Insha Allah bisa.. 'mungkin'

kemungkinan...
Bahasa yg tak disukai disurga,.
Mustahil akan tenang,
bila disiksa kata 'mungkin'

Ahh...
Aku benci berandai-andai...

~ diary Udin

Sakit Hati

Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...