Kekasihku …
Bukanlah kebijaksanaan
Bila bibir terlalu kaku tuk tersenyum
Bukan pula dewasa dalam kemapanan
Bila hati diselimuti kemarahan
Dan hari hanya untuk materi
Dan salahmu sebagai seorang wanita
Adalah gagalku sebagai seorang laki-laki
Kekasihku …
Kau pernah bertanya takut akan marahku
Sebab kau tak pernah melihatnya
Maka kujawab;
Marahku telah habis untuk diriku sendiri
Yang tak bisa menjagamu
Kekasihku …
Aku sama sepertimu;
Bisa marah, bisa sedih, bisa benci,
Bisa pula jahat,
Maka aku persempit duniaku
Biarlah kesedihan mengalir lewat syairku
Dan dengarlah nyanyian duka, lewat lagu nyanyianku
Kugambarkan kemarahan dalam lukisanku dalam dinding
Dan untukmu …
Aku akan selalu tersenyum
Dan bercanda,
Agar kaupun puas tertawa
Kekasihku, aku mencintaimu
Mustahil cinta melukai
Sebab cinta adalah kejujuran perasaan
Yang selalu sabar dan ikhlas
Walau tanpa dipaksakan
Kekasihku, kau hebat
Maka sudah seharusnya aku lebih hebat lagi
Karena aku laki-laki,
Aku tak mau jadi penyair
Sebab betapapun hebatnya mengindahkan duka dalam kata,
Namun jiwa penyair
Selalu tenggelam dalam airmata
Sudah siang kekasihku,
Izinkan aku mencari sedikit nasi
Dan semoga kau banyakan
Dengan keikhlasan kau menerimanya
Dan tersenyumlah,
Biar aku tenang
~ Agung Saripudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar