Sabtu, 21 April 2012
¤ Naskah Republik ¤
sang Jendral baru beranjak dari kursi,
terdengar tabuh bertalu,
berteriak ditelinga,
dan tanah mana,
yang awal hendak dibabatnya,
nada pinggir yg terpikir,
bukan serdadu yang arahkan peluru,
disetengah berdiri,.
Tak hindari acung laras panjang,
yang arah tepat dikening,
namun balik bicara dengan gagahnya
" kaki mana yg tak getar, apa mau kau bunuh rajamu, aku baru saja dilahirkan "
terdiamlah kecut serdadu khianat,
jiwa prajurit masih kuat terlekat,
bungkuk memalu, terbayang besar bangsa dipunggung,
dan dipundak sang jendral ia percaya,
maju digaris depan,.
Untuk prasasti kebesaran hari nanti,
bukan malu segala kisah lalu istana berai,.
Yang jadi kerdil,. Ditunjuk hidung panjang,.
Dengan warna mata,
yang jelas beda..
Bosanlah jadi pencuri,.
Demi makan padahal ditanah sendiri,.
Baiklah rela tempur, hingga merah segala kucur
daripada menguzur dalam sia,
~a11ô1s~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sakit Hati
Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...
-
Poek euma,. Asa jauh panineungan, tulungan abi, neda pangampura, nyungkeun hapunteun, dina sasar sadidinteun, Meureun sasab sikap nu ...
-
Pagi ... sampaikan pada Matahari, aku tak akan pernah melarikan diri lagi, biar kuberdiri dalam penatnya,. Takkan kumenutup hari, Apala...
-
Pa, Bu, aku ingin menangis Kini aku tengah terdampar di alam pilihanku Yang rupanya menyiksa perasaan Dulu dulu aku pikir aku besar Dul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar