Minggu, 08 April 2012
~ Aku dan Kemarin ~
Simpul detik terurai satu-satu,
Seiring Musim hati mekar dan layu,
Lukisannya kutuliskan didiary,
sebab aku tak percaya waktu,
detik yg tercuri,
Mustahil kan kembali,
aku dan kemarin ...
Sepenggal tubuh,
yg tumbuh pula kutanggalkan,...
Kadang merintih,
Kadang luka kurantaikan,
Mau tak mau kisah berlalu,
dan bila tak bersedih,
aku takkan tau indahnya perasaan dan ilmu,
aku dan kemarin,
yang pernah nyata jadi mimpi,
yang pernah datang jadi kenangan,
warna hari di bumi,.
Senyum jadi Sedih,.
sedih jadi tertawa,
tertawa jadi duka,
duka jadi Bahagia..
Itu satu cerita.. Simpul yg sama,
Putus satu,. Terurai,
berarti kisah berakhir,
Aku dan Kemarin,
Digerbang esok,.
Yg besoknya lagi juga jadi kemarin,
yg ingin diharapkan,
yg telah terjadi dilepaskan,
lupa pernah bermimpi disaat ini,.
Dihari lalu yg jadi esok..
Dan hari ini, juga berarak jadi kemarin,
Aku dan kemarin,
Panjang bila kukisahkan,
hari tak ubahnya embun pagi,
atau sekedar mimpi-mimpi,
hari hanya alas lukisan,.
Yg diwarnai tiap titik kehidupan,
lebih banyak dalam kenangan
dari pada yg terjadi dalam pikiran,
dan bukankah kesedihan juga tercipta,
karena sesuatu yg tak bisa kita lupakan,.
Kita telah ada,
jalan didepan telah terbuka,
kita tinggal langkahkan saja,
tak usah banyak bertanya,.
Aku dan Kemarin
~ Agung Saripudin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sakit Hati
Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...
-
Poek euma,. Asa jauh panineungan, tulungan abi, neda pangampura, nyungkeun hapunteun, dina sasar sadidinteun, Meureun sasab sikap nu ...
-
Pagi ... sampaikan pada Matahari, aku tak akan pernah melarikan diri lagi, biar kuberdiri dalam penatnya,. Takkan kumenutup hari, Apala...
-
Pa, Bu, aku ingin menangis Kini aku tengah terdampar di alam pilihanku Yang rupanya menyiksa perasaan Dulu dulu aku pikir aku besar Dul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar