Bagian 4
Dengan hati berbunga aku pulang ke rumah. Setibanya dikamarku rupanya teman-teman bandku sudah berkumpul dengan wajah jenuh menunggu. Dalam benakku terpikir, mungkin saat ini mereka sudah tak sabar ingin melampiaskan kekesalan mereka padaku. Bukan tanpa alasan, soalnya akhir-akhir ini aku jarang briefing dan selalu malas bila sedang latihan di Studio.
"(Biar sajalah, seandainya aku dikeluarkan dan berhenti jadi personel grup band malah alhamdulillah nggak apa-apa, toh, faktanya aku tak suka hidup kayak gini. Apalagi sampai waktu dan kegiatanku diatur-atur orang, aya-aya wae)" Gerutuku dalam hati. Kamarku yang kecil tampak makin semrawut ditambah dengan raut muka kawan-kawanku yang nampak kusut, mungkin karena terlalu lama menungguku. Kulihat Sammy sedang tiduran di kasur, sementara Riku tengah duduk gelisah memainkan Handphone nya.
"Baru dateng Cha, dari mana aja lu? Lama banget sih! Ada kabar baik nih," Sambut Riku yang spontan berdiri ketika melihatku masuk seakan tak sabar bercerita.
"Iya tuh! Giliran udah dapat cinta, lupa deh sama saudaranya. Hahaha! Saya tahu orangnya," Sambung Sammy meledekku.
"Emang kabar apa sih?" Tanyaku penasaran. Rupanya apa yang kupikirkan salah, kalau mereka sedang kesal padaku.
"Entar malem ada yang undang kita Pentas Brow, Jadi Band Pembuka, ada Erros Chandra mau datang," Jawab Riku bersemangat.
"Oh, ya sudah, kirain ada apa," kataku singkat.
"Kok lemes gitu! Dasar lu ah, serius nggak sih? Ini kesempatan Cha, siapa tahu ada produser yang lirik band kita," Sambung Sammy tak suka dengan nada pesimisku.
"Iya, iya maaf, lagian kan tinggal genjreng aja. Aku sudah hafal semua lagu-lagu kita. Memang manggungnya dimana?" Kataku balik bertanya.
"Di SMA 9 Bhineka" Jawab Riku
(Degh) ... What! Dalam hatiku kaget. Aku seperti kacau saat menyadari kalau lokasi SMA 9 Bhineka tepat berhadapan dengan Mall dimana didalam Mall itu adalah lokasi toko kaset tempat Ulfa bekerja.
"Gimana kalau Ulfa liatin aku, kok perasaanku jadi aneh begini ya, Aduuuuuhh, " Kataku mengeluh sendiri dalam hati.
***
Ada yang tak bisa kusibakkan,
Dan sulap cinta selalu saja rahasia,
Kupikirkan aku malu,
kukhayalkan aku mau.
Namun lagu perasaan meledekku
Mencat wajahku jadi merah,
Bila cinta sungguh tak bisa merayu,
Bila cinta sungguh lupa jadi bijakasana
Hati kecil ini ditangannya,
Bagaimana bila ia di remas
Aduuuuh,,, pasti sakit sekali
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar