Bagian 7
Aku terbangun tak terasa dini hari, sayup-sayup terdengar adzan Subuh yang menenangkan pikiranku. Rasanya damai sekali, dan yang jelas aku tak boleh janjian dengan setan hingga membuatku nyaman kembali ketiduran. Bergegas kupaksakan berdiri untuk kemudian berwudhu sebelum menunaikan Shalat Shubuh
"Ya Allah, mudahkanlah jodohku, ingin kumiliki seorang istri, terbaik hanya dari pilihan Mu, dan jodohkanlah aku dengan wanita yang kucintai dan ia pun mencintaiku karenaMu. Nikahkanlah aku ya Rahim, halalkanlah hasrat cintaku dan sempurnakanlah ibadahku, amin." Doaku seusai Shalat membuat aku termenung sejenak, rasanya ingin sekali menangis terbayang semua keburukanku yang mungkin membuatku seperti ini.
***
Pagi ini gelisah,
Larik wajahmu kulukiskan dalam hati,
Yang tanpa tidur selalu buat kubermimpi,
Segera ingin kuhantarkan cintaku,
Segera ingin kuhadiahkan hidupku,
Terserah mau kau apakan,
Yang kutahu majas-majas cinta selalu saja kubaca,
Lewat bayangmu,
Lewat lagu cinta,
Lewat burung pipit melantun terjaga,
Ingin kutangkap kau di udara,
Namun mustahil kujaring suara-suara dalam dada,
Dan aku harus bicara pada telingamu,
Agar kau mengerti perasaanku
***
Kulihat keluar jendela sudah hampir siang, aku bergegas mandi merapikan diri dan tanpa berpikir panjang lagi segera kujalankan ideku pergi ke toko kaset untuk menemui Ulfa. Tak butuh waktu lama aku sampai di Mall tempat Ulfa bekerja, aku merasa semua orang disekitarku seperti memperhatikanku padahal mungkin hanya perasaanku saja. Malu kubuang jauh-jauh melewati ramainya orang berlalu-lalang di Mall yang cukup besar, membawa bungkusan berisi puluhan keping kasetku. Aku ingin cepat menemui Ulfa, siap tak siap, aku harus siap.
Aku masuk kedalam toko kaset dan kulihat Ulfa tengah sibuk melayani konsumen. Tak mau banyak berpikir lagi aku langsung menghampirinya. Ulfa yang dari jauh sudah melihat kedatanganku lebih dulu menyapaku karena memang sudah terbiasa bertemu denganku sebagai pembeli setia kaset ditokonya.
"Eh Aa, nyari kaset baru lagi ya, buat koleksi pacarnya? Ini ada yang bagus A, Element, judul lagu hits nya Rahasia hati," kata Ulfa langsung bicara, menyangka aku hendak membeli kaset lagi.
"Oh, nggak ah! Hari ini aku absen beli kaset," jawabku.
"Hmm, berarti nyari CD film ya A?" Tanyanya lagi.
"Nggak, aku nyari kamu!" Jawabku sedikit gemetar.
"Hehee, Aa ada-ada saja. Oh iya! Jikustik juga lagunya enak loh, yang judulnya Setia," Jawab Ulfa malah promosi.
"(Haduuuhhh, gimana nih!)" Kataku dalam hati. Jujur aku takut sekali, lama terdiam akhirnya kuberanikan diriku. Hmmhhhh, Bismillah ...
"Teh, ini buat teteh, nama teteh; Ulfa kan?" Kataku tanpa basa-basi lagi sembari kusodorkan bungkusan kado berisi kaset dan surat cintaku.
"Hhhhh, Apa ini A? Iiiiih, nggak ah, maksudnya apa A, becanda ya?" Tanya Ulfa tampak kaget.
"Aku serius, buka saja ya, sekarang aku pulang dulu," kataku buru-buru sembari mempercepat langkahku meninggalkan Ulfa. Aku benar-benar bingung tak tahu harus bagaimana lagi. Ditambah lagi aku malu karena begitu banyaknya orang didalam toko yang tampak heran menyaksikan kelakuanku.
"Ehh ... Aa! ... Aa! ... tunggu ... " Ulfa memanggilku tapi pura-pura tak kudengar dan mempercepat langkahku. Setelah merasa cukup jauh keluar dari toko, aku bersembunyi memperhatikannya. Kulihat Ulfa tengah membuka bungkusan yang kuberi, tapi tak sampai selesai terbuka ia kembali menyimpan bungkusannya kebawah meja mungkin karena sudah banyak pelanggan toko yang harus dia layani.
"Ah, akhirnya sampai juga ditangan Ulfa, hmhhh," Kataku bicara sendiri menarik nafas panjang. Rasanya plonk sekali, dan inilah pengalaman pertamaku, sesuatu yang membuatku dagdigdug. Sengaja kutuliskan nomor HP ku dibungkusan kasetnya, berharap Ulfa menghubungiku setelah membaca isi suratnya.
Aku pulang kerumah dengan was-was menunggu apa yang akan terjadi, setibanya dikamar aku kembali berbaring sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaanku. Sepertinya lambat sekali waktu berjalan, aku hanya diam tak tahu apa yang harus kulakukan. Ingin rasanya tidur lagi agar segalanya tak terasa, tapi pikiranku tak juga mau terlelap.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar