Rabu, 21 November 2012
Rabu, 14 November 2012
Kamu Sendiri
kuatlah dek ...
aku tahu kau berani
hingga pekatpun kau masuki
dan bukan salahmu
yang sekedar hapus sepi dan resahmu
terkaparlah tapi sebentar,
segera kau bangun
esok yakinlah kau indahkan
kuatlah dek ...
bukan aku yang buat kau berdiri
bukan siapapun yang buat kau tegap berlari
hidupmu adalah pilihanmu
sekedar aku hanya bisa bicara,
agar kau mengerti
bila hidupmu sungguh berharga
kuatlah dek ...
berdoa sebisanya,
berusaha sekuatnya,
dirimu jadilah tetap dirimu
maaf aku masih berpuisi
sekedar berharap kau kan senyum berseri
kuatlah dek ...
kau berani,
jangan pandang cinta bila melukai
jangan merasa-rasa beban kau tanggung sendiri
utuhkan hidupmu
kamu jadilah kamu yang tinggi
hapus peluh tangismu jangan letih
bila kau tak bersabar,
ku tanya,
apa ada jalan lain lagi?
kuatlah dek,
pertolongan ALLAH sangatlah dekat
semua kan terlalui jadi indah
seakan kau kan terlupa
pernah nelangsa dan gelisah
percayalah ...
setelah kesempitan ada kemudahan
ada KEMUDAHAN
aku tahu kau berani
hingga pekatpun kau masuki
dan bukan salahmu
yang sekedar hapus sepi dan resahmu
terkaparlah tapi sebentar,
segera kau bangun
esok yakinlah kau indahkan
kuatlah dek ...
bukan aku yang buat kau berdiri
bukan siapapun yang buat kau tegap berlari
hidupmu adalah pilihanmu
sekedar aku hanya bisa bicara,
agar kau mengerti
bila hidupmu sungguh berharga
kuatlah dek ...
berdoa sebisanya,
berusaha sekuatnya,
dirimu jadilah tetap dirimu
maaf aku masih berpuisi
sekedar berharap kau kan senyum berseri
kuatlah dek ...
kau berani,
jangan pandang cinta bila melukai
jangan merasa-rasa beban kau tanggung sendiri
utuhkan hidupmu
kamu jadilah kamu yang tinggi
hapus peluh tangismu jangan letih
bila kau tak bersabar,
ku tanya,
apa ada jalan lain lagi?
kuatlah dek,
pertolongan ALLAH sangatlah dekat
semua kan terlalui jadi indah
seakan kau kan terlupa
pernah nelangsa dan gelisah
percayalah ...
setelah kesempitan ada kemudahan
ada KEMUDAHAN
Rumah Tuhan
bila salahku terdampar
mengapa kutanggung sendiri disini
sedang ini dosa bersama
dan tak sanggup aku jadi pahlawan
bila terkapar sendirian
dimana cinta waktu ini,
yang pernah hebat buatku berdiri
dunia luruhkan semuanya
tapi tak sesal,,, aku sudah berusaha
dimana keluarga
yang bernasehat hebat
ceritakan asam garam hari-hari
kini menunjukku tepat dikening
sebab tak terbeli senyum kalian
lalu aku disalahkan
dimana sahabat,
warna jingga, rupanya hanya masa muda
manusiawi kejar kebutuhan
dan aku jelata,
manapula ada yang percaya
bahteraku mimpi,
bahagiaku kenang khayalan
tiada rumah pulang,
dan maafkan aku ... maafkan aku ...
aku yang salah,
wajar terseret dan terusir ...
tiada pintu terbuka,
namun percayaku rumah Tuhan
pasti selalu menerima
mengapa kutanggung sendiri disini
sedang ini dosa bersama
dan tak sanggup aku jadi pahlawan
bila terkapar sendirian
dimana cinta waktu ini,
yang pernah hebat buatku berdiri
dunia luruhkan semuanya
tapi tak sesal,,, aku sudah berusaha
dimana keluarga
yang bernasehat hebat
ceritakan asam garam hari-hari
kini menunjukku tepat dikening
sebab tak terbeli senyum kalian
lalu aku disalahkan
dimana sahabat,
warna jingga, rupanya hanya masa muda
manusiawi kejar kebutuhan
dan aku jelata,
manapula ada yang percaya
bahteraku mimpi,
bahagiaku kenang khayalan
tiada rumah pulang,
dan maafkan aku ... maafkan aku ...
aku yang salah,
wajar terseret dan terusir ...
tiada pintu terbuka,
namun percayaku rumah Tuhan
pasti selalu menerima
~ Katanya ~
dengan kata apa mesti bicara,
sebab kulihat syair nyata dihadapan,
tahu apa yang kurasa
tapi tak tahu dengan apa kujelaskan
rupanya rasa itu kosong,
dan adakah yang tahu dengan apa mesti aku isi,
perasaan rupanya kalah dengan logika,
iman lebur, hanya karena digertak sedikit rona nyata
dan adakah keajaiban?
aku tak tahu,
bukankah bulan, bintang, matahari,
itu tak ajaib ... biasa saja,
kata sikap mereka manusia
yang percaya Tuhan ... Katanya
dan akupun,
kadang lupa berkaca,
sibuk cari jati diri,
tak puas hanya disebut Manusia
sebab kulihat syair nyata dihadapan,
tahu apa yang kurasa
tapi tak tahu dengan apa kujelaskan
rupanya rasa itu kosong,
dan adakah yang tahu dengan apa mesti aku isi,
perasaan rupanya kalah dengan logika,
iman lebur, hanya karena digertak sedikit rona nyata
dan adakah keajaiban?
aku tak tahu,
bukankah bulan, bintang, matahari,
itu tak ajaib ... biasa saja,
kata sikap mereka manusia
yang percaya Tuhan ... Katanya
dan akupun,
kadang lupa berkaca,
sibuk cari jati diri,
tak puas hanya disebut Manusia
~ jauh dari nalar
cinta tak pernah bisa terangkum
hanya bisa kau punguti keping kisahnya
menyerah pada keadaannya
sembari mabuk terhuyung,
mencari hendak jatuh kemana
biar tak sakit
cinta tak pernah bisa digubah
suka yang indah,
tanpa siap jadi pula perih yang susah
kenang yang tak habis dimasanya
seketika pagi ,,, seketika senja ,,,
cinta kidung menyebalkan
ingin kujauhi,
tapi mustahil sebab tanpanya aku dahaga
penat kelaparan,
separuh hidup mencari artinya
tapi masih jauh nalar untuk merangkupnya
dan adakah yang tahu?
segera ... usap aku
hanya bisa kau punguti keping kisahnya
menyerah pada keadaannya
sembari mabuk terhuyung,
mencari hendak jatuh kemana
biar tak sakit
cinta tak pernah bisa digubah
suka yang indah,
tanpa siap jadi pula perih yang susah
kenang yang tak habis dimasanya
seketika pagi ,,, seketika senja ,,,
cinta kidung menyebalkan
ingin kujauhi,
tapi mustahil sebab tanpanya aku dahaga
penat kelaparan,
separuh hidup mencari artinya
tapi masih jauh nalar untuk merangkupnya
dan adakah yang tahu?
segera ... usap aku
~ Apalah namanya ~
rupanya masih tak manis,
apa yang kucatat jauhari
hanya mengambang di impian,
entah kapan jadi nyata,
ataukah sudah terjadi, tapi aku yang lupa
kangen rasanya kukatakan rindu,
tapi sayang juga, bila hidup hanya berkutat tentang cinta
yang pura ku mengerti padahal kutak tahu,
pura kucaci, padahal aku butuh itu,
pelangi, matahari, bidadari, tak tahu apalah namanya,
yang kubutuh hanya tak sendiri,
itu saja ...
aku ... tak punya apa-apa
gerimisku habis dikikis keringat kemarin,
sukaku usai sekarat diucap bibir yg jelata,
khayal kejap sirna, di seret sakit nyatanya,
dan benci juga kugubah kata,
cinta, rasa, rindu, muluk, setan, sialan ... apalah namanya
yang kubutuh hanya tak sendiri,
itu saja ...
apa yang kucatat jauhari
hanya mengambang di impian,
entah kapan jadi nyata,
ataukah sudah terjadi, tapi aku yang lupa
kangen rasanya kukatakan rindu,
tapi sayang juga, bila hidup hanya berkutat tentang cinta
yang pura ku mengerti padahal kutak tahu,
pura kucaci, padahal aku butuh itu,
pelangi, matahari, bidadari, tak tahu apalah namanya,
yang kubutuh hanya tak sendiri,
itu saja ...
aku ... tak punya apa-apa
gerimisku habis dikikis keringat kemarin,
sukaku usai sekarat diucap bibir yg jelata,
khayal kejap sirna, di seret sakit nyatanya,
dan benci juga kugubah kata,
cinta, rasa, rindu, muluk, setan, sialan ... apalah namanya
yang kubutuh hanya tak sendiri,
itu saja ...
~ biru ~
esok harus berjalan lagi kemana
hampa ini berat,
dan bilakah langkahku berujung, bertempuh
meretas atau jauh
dan aku si jelata
si miskin yang telah salah lahir di istana
permadani yang kulangkahi seperti meludahi
najis aku injak
singgasana mendepakku hancur,
malu ... malu bila duduk kubaur
dan bilakah aku aib para raja
lalu mengapa aku lahir ditengahnya?
harusnya ditempat mesti para pecundang,
di gubuk atau di gudang
sial kalian semua ...
kan kurebut lagi keping harga diri
sekuatnya aku hadapi
tak perduli darah biruku sialan
yang jadi ikat lidah-lidah culas
jubah sombong jiwa tanpa hati
dan darah tetap saja merah
biar gembel,raja ...
si pintar atau si larat nelangsa
dan aku takkan mati
sebelum kupancung semua hati
yang pernah mengusir dan menginjakku disini
hampa ini berat,
dan bilakah langkahku berujung, bertempuh
meretas atau jauh
dan aku si jelata
si miskin yang telah salah lahir di istana
permadani yang kulangkahi seperti meludahi
najis aku injak
singgasana mendepakku hancur,
malu ... malu bila duduk kubaur
dan bilakah aku aib para raja
lalu mengapa aku lahir ditengahnya?
harusnya ditempat mesti para pecundang,
di gubuk atau di gudang
sial kalian semua ...
kan kurebut lagi keping harga diri
sekuatnya aku hadapi
tak perduli darah biruku sialan
yang jadi ikat lidah-lidah culas
jubah sombong jiwa tanpa hati
dan darah tetap saja merah
biar gembel,raja ...
si pintar atau si larat nelangsa
dan aku takkan mati
sebelum kupancung semua hati
yang pernah mengusir dan menginjakku disini
~ Kuatlah
adakah lagi yang mesti kutanyakan,
terjawab sudah rumit pikir,
yang malam lalu masih melintas,
masuki angan kau dan aku
cintaku ...
ini memang berat,
namun jangan beratkan lagi
dengan perihnya kulihat air dimatamu
persetan bila mereka tak mengerti
bukankah ini kisah kita,
sendiri yang jalani,
bukan mereka atau dia
adakah lagi yang mesti kau takuti
malam memang makin gelap,
tapi artinya pagi sebentar lagi,
bukankah kau Tahu!
pernahkah fajar ingkar?
betapapun lamanya terasa pekat malam
semua pasti dilewati,
sunah hari-hari ...
ini memang berat,
ketus dunia memang sialan
tapi janganlah mudah
kita dikalahkan ...
kuatlah kekasihku
terjawab sudah rumit pikir,
yang malam lalu masih melintas,
masuki angan kau dan aku
cintaku ...
ini memang berat,
namun jangan beratkan lagi
dengan perihnya kulihat air dimatamu
persetan bila mereka tak mengerti
bukankah ini kisah kita,
sendiri yang jalani,
bukan mereka atau dia
adakah lagi yang mesti kau takuti
malam memang makin gelap,
tapi artinya pagi sebentar lagi,
bukankah kau Tahu!
pernahkah fajar ingkar?
betapapun lamanya terasa pekat malam
semua pasti dilewati,
sunah hari-hari ...
ini memang berat,
ketus dunia memang sialan
tapi janganlah mudah
kita dikalahkan ...
kuatlah kekasihku
~ wajah
aku adalah wajah buruk hari-hari
dunia yang memahatku
dan dendamku ingin meluluhkannya
menggantung pundian nasib
dan aku benci teka-teki
pualam dalam lumpur
segala rintah gelap nan sialan
mencari apa yang menentramkanku
tapi tak pernah ... tapi tak pernah ...
dan aku kan datang
lama atau takkan selesai
dengan dada, atau kau yang punggungi,
punahkan darah dari atasku
demi darah dibawahku
muncul dalam kata pertama,
kedua tak lama suara dalam hening,
ditengah ketiga baru wajah bumi,
dan diatasnya aku kan berdiri
dunia yang memahatku
dan dendamku ingin meluluhkannya
menggantung pundian nasib
dan aku benci teka-teki
pualam dalam lumpur
segala rintah gelap nan sialan
mencari apa yang menentramkanku
tapi tak pernah ... tapi tak pernah ...
dan aku kan datang
lama atau takkan selesai
dengan dada, atau kau yang punggungi,
punahkan darah dari atasku
demi darah dibawahku
muncul dalam kata pertama,
kedua tak lama suara dalam hening,
ditengah ketiga baru wajah bumi,
dan diatasnya aku kan berdiri
jenuh
masih mencari dalam tidur
rasanya ingin menutup buku
tapi tak tahu
dengan kata apa harus kutamatkan
dan sebentar lagi kan terlahir
buah kisahku,
yang sabar tak sabar kusemai
dari cinta yang rumit, hidup yang sulit
hari yang angkuh,
corengan pelik dan peluh
ahhhh ....
jenuh
rasanya ingin menutup buku
tapi tak tahu
dengan kata apa harus kutamatkan
dan sebentar lagi kan terlahir
buah kisahku,
yang sabar tak sabar kusemai
dari cinta yang rumit, hidup yang sulit
hari yang angkuh,
corengan pelik dan peluh
ahhhh ....
jenuh
~ bila Sendiri
dimana zirahku,
lama terhempas kemelut
dan kali ini kudaki sejatinya
kuyakin serdaduku tak lari
hanya sebentar bersembunyi
beriring jauhi penat
kebingungan akan cinta, dunia,
atau apatah
dan kini berdirilah
dimana zirahku,
telah lama ingin disarungkan,
dan tak cukupkah istana meludahi
yang tak bosan mengangkuhi,
maka akan sabar kurobohkan
biar sendiri
dan adakah yang berontak?
bila ada sejuta maka aku satu disitu
bila ada seribu aku satu disitu,
bila hanya seratus aku satu disitu
bila sepuluh aku masih satu disitu
dan bila hanya satu,,,
itu aku ... disitu
lama terhempas kemelut
dan kali ini kudaki sejatinya
kuyakin serdaduku tak lari
hanya sebentar bersembunyi
beriring jauhi penat
kebingungan akan cinta, dunia,
atau apatah
dan kini berdirilah
dimana zirahku,
telah lama ingin disarungkan,
dan tak cukupkah istana meludahi
yang tak bosan mengangkuhi,
maka akan sabar kurobohkan
biar sendiri
dan adakah yang berontak?
bila ada sejuta maka aku satu disitu
bila ada seribu aku satu disitu,
bila hanya seratus aku satu disitu
bila sepuluh aku masih satu disitu
dan bila hanya satu,,,
itu aku ... disitu
Langganan:
Postingan (Atom)
Sakit Hati
Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...
-
Poek euma,. Asa jauh panineungan, tulungan abi, neda pangampura, nyungkeun hapunteun, dina sasar sadidinteun, Meureun sasab sikap nu ...
-
Pagi ... sampaikan pada Matahari, aku tak akan pernah melarikan diri lagi, biar kuberdiri dalam penatnya,. Takkan kumenutup hari, Apala...
-
Pa, Bu, aku ingin menangis Kini aku tengah terdampar di alam pilihanku Yang rupanya menyiksa perasaan Dulu dulu aku pikir aku besar Dul...