Bukan Istana

Sepiku telah beku jadi batu

Hingga sudah terbiasa

Apakah suatu hari akan terpecahkan?

Dan bukankah apa yang tenggelam pasti nanti naik juga ke permukaan,

Hingga gaduh jadi gelombang,

Bukan surut air pasang,

Hari yang aneh, tempat yang aneh

ataukah aku yang aneh,

Perjalanan yg panjang,

Dan mimpi yg kutatap arang

Atau mungkin aku hanya ingin pulang

Menjadi nahkoda biar di Biduk bukan Bahtera,

Menjadi Raja biar di Gubuk bukan istana

Itu saja ...

Toleransi

Percuma sekarang berilmu,
Sebab nafsu yg berkuasa,
Jangan percaya si jujur berdaki,
Bukankah kau ditipupun oleh dia yg berdasi,,

Maka gayakan tampangmu,
Latih lidahmu hingga berbisa
Buang cinta sejauh-jauhnya,
Dan gugu nafsumu maka kau akan kaya
Surga dan Neraka urus nanti saja

Tak usah bilang beragama,
Bukan kah toleransi semua Tuhan juga sama,
Sial memang mulut kalian,
Ini memang sudah masanya menjilat setan
Ilmu tiada,, tinggal orang2  dungu,,
Mencari panggung dan peran

Tak usah bilang beragama,
Bukankah toleransi semua Tuhan juga sama,
Tak ada sakit hati iman dihina,
Sial memang ulah kalian,
Maka siap lah masuk dirimba,,
Tinggal pilih jadi singa atau domba

Bila ingin memiliki,, milikilah
Sampai nanti lepas,
Mau jahat ... Jahatlah sampai puas,,
Hingga bebas,
Namun percayalah tak ada yg abadi,
Semua juga pasti mati,
Ada masa kau dihitung,,
Oleh Dia yg Satu,,, dan itu Allah Tuhan agamaku
Bukan tuhan mu, bukan tuhan dia,,
Dia tak sama,, dan untuk ku tak tuhan lagi,
Kecuali Dia,,  tak ada toleransi

Orang Gila

Bila orang membuat lagu saat rindu,
Maka aku cukup diam saja,
Bila orang melukis warna saat cinta
Maka Aku juga diam saja ,
Dapati getirnya kebodohan,
Saat tak bisa apa-apa,
Sekedar tempat lampiaskan rasa rasa

Mamak ... Aku yang dulu kecil sudah menua,
Bocah yang dulu nakal kini bisu malu berkata kata
Apa ada yang salah Dimata ini Mak,
Saat orang melihat indah bunga,
Namun dimataku tampak ilalangnya
Bila malam mereka menatap bintangnya
Namun aku ratapi gelapnya,,

Mak ... Aku si sombong aku si pembohong,
Pada siapa minta ampun,,
Agar tak jauh makin gila ku melamun,
Aku yang percaya diri sudah mati,
Hanya ada kecut ketakutan,
Sesekali bercermin pada comberan,
Tak tahu kemana lagi berjalan

Tahun Puisi

Para penyairpun diam,
Suara hati yang biasa bernyanyi,
Kini jadi bahasa benci,
Ada yang bermajas tentang negeri,
Ada yang bicara tentang tegas Nusantara,
Ada yang keras lantang tentang iman di dada,
Ahh ... Lalu kami,, bersyair tentang apa. 
Suara kami dari busuknya goa,,,
Takkan ada yang mendengarnya,,
Bahkan tak sempat bersyair Cinta

Semua berdebat tentang akal sehat,
Berkelit .. siapa yang mau disebut orang sakit,
Biarlah kami akui kami yang dungu,
Sebab berbusung dadapun kami tak mampu,
Yang hidup jadi alas kalian,,
Yang Tengah sibuk menjual Muka,,
Dan Ribuan Kata Mutiara

Inilah hidup disini kawan,
Rupanya Masih di Rimba,
Singa pastilah jadi Raja,
Serigala licik jadi Penasehat,
Penjaga pastilah Anjing Penjilat
Dan para Kambing  jadi rakyat ..
Dan yang paling Kuat ...
Paling jadi Domba adu ..

Embeeekk ... 
Giring kesana Nek ...
Embeeekk 😂😂