Selasa, 17 Januari 2017

Untuk kita

Aku tak punya apa-apa ...
Jadinya hanya kutulis sedikit baris,
Sebab didepanmu, aku takkan bicara
Tentang senyummu yg kusuka,
Tentang waktu yg sedikit kucuri,
Hanya untuk menatap saja,
Dan bila malam begini,,
Sembunyi ku berdoa,,
Semoga kau juga merasakannya

Kutahu rupaku tak manis,,
Maka kumaniskan kalimat,,
Sebab tanganku tak mampu walau harapnya ingin melukismu,
Sedikit ku ungkap cinta dengan bernyanyi,,
Tapi nadapun banyak yg diam..
Gitar didinding hanya bersandar,
Inginnya kucipta beribu lagu,
Tapi sayang ku tak bisa,,

Aku tak punya apa-apa,,
Jadinya perasaanpun, hanya genap jadi tulisan..
Tentang padamu aku jatuh cinta,
Tapi didepanmu aku takkan sanggup bicara,,
Dan ini,, adakah kau baca,,
Iya ... Ini untuk kita,  mengertikah ...
Iya untuk kita  ...

Pusaran

Syair perahu,,
Yg pertama kutulis dulu,,
Isinya tentang putri negeri barantah,,
Seputar cinta, yg tak kutahu apa rasanya,,

Dan kini ada kau,,
Didadaku mestikah tentang cinta lagi,
Ingin kutolak tapi hati tak pungkiri,,
Dan perasaan ini ... Iya ... Perasaan ini
Apa bisa kau merasa,,

Syair perahu,,
Yg dulu kulabuhkan,,
Mengapa mesti terseret juga kelautan,,
Susahnya sudah juangku ke dermaga,,
Tapi mudahnya kau,,
Hanya dengan tatapmu menghempaskannya,,

Syair perahu,,
Aku tak ingin lagi tenggelam,,
Tapi tetap rupamu di perasaan,,
Dan apakah,, kau juga merasakan,,
Biar bersama,, kita karam dipusaran

Sakit Hati

Dan semenjak itu mungkin aku bisa tertawa tapi tak setegas dulu Dan Setelah itu mungkin aku bisa bicara tapi tak cerewet seperti kemarin Dan...