Diwajahnya bulir permata,
Riakkan malam dungu,
Ganggu tidurku serupa hantu,
Hingga rasa nalar tak lagi sejajar,
Beginikah menjelang gila,
Racau dada tak tau apa
Ada purnama dimatanya,
Hingga seakan cerah gelapnya dada,
Ataukah sungguh aku jatuh cinta,
Bidadari nantipun tak menarik lagi,
Aku ingin mencarinya malam ini
Tapi dia mengerut bisu,
Duduk manis dibalik kelambu,
Ambil ... Ambilah saja ...
Sejumput mimpi ... iya ...Dia mimpi,
Tergenang di sisa ampas kopi,
Yang kini pula tumpah,
Aku baru sadar ...
Dinafasnya melodi,
Serupa seruling senja,
kudengar tanpa lagu
Jangan jangan ini pula rindu
Oh Puan ... Jangan Siksa aku