Kentara

Si cantik itu bernama kebosanan, dia dibawah didasar jurang, bidadari itu bernama jenuh dia dekat di urat nadi, Surga di otaknya adalah kekosongan yg melambai ditali jemuran, bukan buah manis lagi yg menggoda matanya, tapi mimpi yg terselip manja diantara dahan pohon mangga,

Kentara aku ...

Ingin ringan seperti daun jatuh itu,

biduk kertas mustahil hantarkan kesana,

Dan tak ada satupun perahu mau memuatnya

Musykil ... Tak ada sungai disini ...

Aku ingin segera

Payah

Bolehkah kutitipkan didadamu saja

Puisiku tentang cinta,,

Bilang padaku 'jemput aku segera''

Maka aku akan tiba ..

Biar payah aku mencoba

Ku tak bisa melukis indah gerimis,

Yang kutahu tiap hujan maka ada kau dalam genangan ...

Bilang padaku sayang ...ada rindumu juga dalam bayang

Maka aku akan datang ...

Biar payah mencoba ... Biar payah mencoba

Tak perlu kubilang cinta ... Kau sudah tau ...

Tak perlu kubilang rindu ... Kau sudah tau

Kaupun sadari sesungguhnya aku benci puisi

Aku hanya ingin memelukmu malam ini

Dan untuk mu tak terhitung,

Beribu puisi sudah tapi aku masih kalah,

Hingga tak perlu cintaku jadi syair,

Cukup larut denganmu mengalir

Tentang perasaan ini ,..

Tapi nyatanya untukku masih airmata

Karena kau tak pernah bisa cinta

Biar payah aku mencoba ...

Eiko Alesha Agsyalira

Panjang umur, Tumbuh jadi anak baik, shaleha dan pintar, selalu beruntung, selalu dalam lindungan Allah,, amiiin ya Rabb

Bolehkah

Malam ini bolehkah ...

Merindumu sebentar saja,

Yang tak ada artinya didadamu,

Dan kau kan kesal aku tahu

Namun ... Ahhh aku tak lagi tahu 😭😭

Malam ini bolehkah,

Sebentar saja berkhayal mencintai mu,

Dan aku lancang miliki perasaan ini,

Andai aku bisa membuang nya,

Tapi tak kutau pergi kemana 

Malam ini bolehkah ...

Sebentar hati ini kutitip dulu padamu,

Sebentar saja ...

iya cukup sebentar, 

Sepanjang bait majas ini

Dan tak perlu kAu menyimpannya,

Malam ini bolehkah ...

Sebab rasa ku padamu terserak seperti biasanya,

jadi lembaran surat cinta begitu banyaknya,

Yang kutulis ...

Dan tak pernah engkau baca

Begitu

Silahkan cela aku wahai hari yg gelap

Sungguh tiada arti sepimu bagi hati yg berharap

Tak ada malam yg tak pernah jadi pagi

Sebagaimana senja dan fajar selalu datang silih berganti

Tersenyumlah ...

Bukankah mawar yg indah dipetik dari batang berduri

Dan mutiara mahal kau ambil dari lautan asin yg harus juga kau Selami

Tersenyumlah ...

Cukup hari yg gelap tapi jangan hatimu

Cukup mendung dilangit sana,

Jangan gerimis dipipimu ...

Ya ... Tersenyumlah ...

Iya ... Begitu ...

Aku Menghapusnya

Disana ...

Ada dinding yang kucoreti

Dan rasanya ingin menulis kuraba lagi,

Sebab disitulah catat segala kesah,,

Adakah waktu ... Kau telah menghapusnya 😞

Disana ...

Banyak lorong yg terkenang,

Dan kini hanya dalam mimpi aku datang,

Menunggu sahabat searah pulang,

Lalu kapan kita beriring lagi ...🥺

Disana ...

Mungkin biasa, 

Tapi berat untuk aku yg tak bisa melupanya,

Jadi kidung resah malam hari,

Rasanya ingin bernyanyi 

Berbagi gitar melodi di sudut gang itu lagi,

Tiada kantuk biar tak ada secangkir kopi

Disana ...

Ditiap langkah ada yg kutuju

Tak perlu diarahi bintang,

Sebab telah kutau dimana rumah kalian,

Dikamar busukpun seperti diatas awan,

Ohh aduhaiiii ... Entahlah sialan ...😫

Dan Rinduku kini

Tak ada alamatnya ..

Disana ...

Dimanakah 😢

Adakah aku menghapusnya

Tak ada habisnya

Sebelum tidurku ...

Kututupi wajah-wajah rindu,

Maka cukupkan dia dalam genangan,

Sebab malam ini tak lagi turun hujan,

Tapi gerimis dalam hati begitu derasnya,

Haruskah meluap hingga mengalir airnya dimata,

Sudah kutengadah biar tampak bintang disana,

Tapi lagi ku menunduk yang terpandang hanya ilalang

Sebelum tidurku ...

Masih ragu kemana arah ku kemudi,.

Bila bicara mungkin dia bilang sedang sedih,

Sebab malam ini hampa ... Seperti sendirian berkelana,

Dan aku tak punya apa-apa,

Hanya tampak jalan didepan

Yang tak ada habisnya

Jadi Biasa

Aku ingin jadi biasa,

Seperti daun yang ditutupi embun-embun,

Seperti ilalang di pinggir jalan,

Seperti gerimis disela hujan

Bukan bintang yg hilang saat pagi tiba,

Tak perlu jadi terang bulan purnama

Atau pelangi suka cita di ujung musim-musim

Aku ingin jadi biasa ...

Seperti debu ditiup angin,

Seperti merah senja hari,

Seperti teduh matahari terbit,

Seperti rapuh ranting pohon

Aku ingin jadi biasa,

Sesabar daun yg dimakan ulat

Setenang kayu lapuk 

Seindah kelopak bunga gugur

Sehening subuh,,

Sedamai daun jatuh

Aku ingin jadi biasa  ..

Lupa lalu,,, tak mau bermimpi,,

Tak peduli esok hari,

Tak mau berangan,

Tak usah pula harapan,

Biar jadi air di selokan,,,

Tiba juga dilautan

Aku ingin jadi biasa

Jadi tanah kering yg diterpa hujan

Atau jadi nasi yg perlahan basi

Atau jadi remah roti ...

Atau tak jadi apa-apa lagi

Tak Suka

Putri ...

Bilakah salah mendera hati yg gelisah,

Rupanya dada menderu tak mau,

Bila sengaja kubuang jutaan rindu,

Perasaan yang bersalah ....

Dan aku selalu saja kalah

Tak kuharap lagi pelangi

Sebab tahu sekejap ada engkau kan pergi,

Dan aku berdosa ingin meraihmu,

Arahkan mu kedadaku

Biar kau tak mau

Mengharapmu,

Menghayalkanmu lagi malam ini,

Tahu mustahil kau disini,,

Perasaan ini yang salah

Dan aku masih saja kalah

Putri ..

Kutahu kau tak suka,

Kawan Senja (gerimis)

Apa kabar sahabat ku,

Lama tak bersua entah apa yg kurasa,

Kutak peduli apa yg salah didada,

Yang kutahu ada kangen yg begitu beratnya,

Apa kabar kawan senja,

Kuharap engkau selalu baik-baik saja,

Mungkin tak setiap hari untukmu kuberdoa,

Tapi tiap kau singgah,

Seketika nadakupun gelisah,,

Adakah dititip dimatamu mutiara,

Sehingga dalam kenang kau begitu cantik nya,

Kularutkan dalam doa dan puisi,

Semoga dapat kau raih semua yg kau cinta dan kau impi,

Tak mengetuk kau datang,

Tapi berlari saat kau beranjak hilang,

Lalu kau kirim manis bayang,

Selalu tepat didadaku yg malang

Dan sabit malam ini,

Tertutup urai gerimis,

Tentang kau,,

Sahabatku yg manis

😊😊

Mamuju

22 Januari 2020